Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Produksi Ikan Bernilai Ekspor di Banyuwangi Melonjak Berkat “Fish Bank”

produksi-ikan-bernilai-ekspor-di-banyuwangi-melonjak-berkat-“fish-bank”
Produksi Ikan Bernilai Ekspor di Banyuwangi Melonjak Berkat “Fish Bank”

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Produksi ikan bernilai ekspor dan memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti ikan kerapu, kakap merah, hingga giant trevally (ikan kuwe), di Banyuwangi, Jawa Timur, melonjak berkat terobosan “fish bank”.

Fish bank adalah rumah buatan bagi ikan yang berfungsi seperti terumbu karang untuk tempat berkumpul dan berkembang biaknya ikan.

“Kenaikannya bisa dua hingga tiga kali lipat,” kata Kepala Dinas Perikanan Banyuwangi, Suryono Bintang Samudra, Selasa (16/9/2025).

Baca juga: Daftar 75 Spesies Ikan yang Tak Boleh Dipelihara di Indonesia, Apa Saja?

Menurut Suryono, harga ikan kerapu dan kakap merah di atas Rp 50.000 per kilogram, sedangkan ikan kuwe berkisar Rp 30.000 per kilogram untuk ukuran besar di atas satu kilogram, dan Rp 40.000 untuk ukuran kecil.

“Itu ikan-ikan karang. Kalau tidak ada fish bank bamboo itu, biasanya ikan pelagis kecil yang tertangkap dan nilai ekonominya rendah,” kata Suryono.

Salah satu titik penenggelaman fish bank berada di Pantai Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari.

Nelayan bersama Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, melakukan penenggelaman “fish bank” ke dalam laut, Senin (15/9/2025).

Ada tiga unit fish bank yang ditenggelamkan dari total 80 unit di Pesisir Pantai Desa Patoman.

Fish bank tersebut diletakkan di zona inti dengan kedalaman 9-12 meter di dalam laut.

Program penenggelaman fish bank ini merupakan hasil kolaborasi Sinergi Foundation, Fish Bank Indonesia, bersama Pemkab Banyuwangi.

“Ini adalah bentuk kolaborasi yang baik untuk konservasi laut. Program ini selaras dengan program dalam RPJMN Presiden dan juga RPJMD Banyuwangi untuk strategi pembangunan berkelanjutan dan ketahanan pangan,” kata Ipuk.

“Kami sangat mendukung program ini karena langsung dikelola dan bermanfaat bagi nelayan,” ujarnya.

Baca juga: KKP Sebut Nelayan di Sekitar Tanggul Beton Cilincing Akan Menerima Dana CSR

Fish bank merupakan teknologi sederhana yang memiliki banyak manfaat dalam menjaga ekosistem laut.

Dari sisi ekologi, hal ini menjadi upaya menjaga siklus berkelanjutan dari kehidupan laut.

Sementara itu, dari sisi sosial, menguatkan gotong royong karena dalam membuat dan mengelolanya membutuhkan kerjasama nelayan.

 

Page 2

“Dari perspektif ekonomi, fish bank meningkatkan kesejahteraan nelayan karena ikan-ikan terjaga keberlanjutannya. Dan dari perspektif pariwisata juga bisa menjadi destinasi hingga pusat edukasi,” tutur Ipuk.

Ia berharap para nelayan bisa mengelola, memonitoring, hingga mengevaluasi penggunaan fish bank agar program ini berdampak pada kesejahteraan nelayan itu sendiri.

Founder Sinergi Foundation sekaligus pencetus Fish Bank Indonesia, Eri Sudewo, mengatakan, penenggelaman fish bank di Desa Patoman merupakan bagian dari kolaborasi pihaknya dengan nelayan Banyuwangi yang telah dilakukan sejak tahun 2020 lalu.

“Saat 5-6 tahun lalu saya ke Banyuwangi, ternyata fish bank sudah dikerjakan oleh pemerintah daerah di Pantai Bangsring (Desa Bangsring). Sehingga kami optimis ini juga akan sukses dijalankan di tempat lainnya di Banyuwangi,” kata Eri.

Awalnya, kata Eri, program fish bank dilaksanakan di Pantai Desa Bomo dan Desa Badean.

Ternyata, berhasil dan juga meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Bahkan, kini Desa Bomo juga berkembang menjadi desa wisata.

“Ke depan kami juga akan menjadikan Banyuwangi sebagai Fish Bank Centre di Indonesia dengan pemasangan fish bank sepanjang 100 kilometer di sepanjang pesisirnya,” ujar Eri.

Ketua Pokmaswas Benteng Samudra Desa Bomo, Aan Mutowif, mengatakan pemasangan fish bank sukses meningkatkan populasi ikan kakap merah dan kerapu yang bernilai jual tinggi.

Baca juga: Demo di Tengah Laut, Nelayan Kangean Desak Hentikan Eksplorasi Migas

Dengan adanya fish bank, hasil tangkapan ikan nelayan tidak lagi tergantung pada musim.

Saat ini, di Pantai Bomo ada 150 fish bank yang sudah ditenggelamkan.

“Kelebihan adanya fish bank meskipun tidak sedang musim barat (banyak ikan), ikan tetap ada. Sekali melaut, nelayan bisa dapat 5-10 kg. Sedangkan kalau sedang musim barat, satu orang bisa dapat 6-12 kg ikan,” ujarnya.

Menangkap ikan juga makin efisien. Biasanya, sekali menangkap ikan dengan kapal, bahan bakar yang dihabiskan sebanyak 3-4 liter.

Sekarang, dengan satu liter bahan bakar, bisa digunakan untuk berangkat menangkap ikan dengan kapal 3-4 kali.

“Karena ikan sudah banyak di sekitar fish bank, jadi nelayan tidak perlu jauh-jauh lagi melaut,” kata dia. 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini