sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Ratusan kepala desa (kades) mendatangi kantor DPRD Banyuwangi, Senin (17/11).
Kedatangan para pemimpin desa itu meminta klarifikasi atas pernyataan anggota DPRD Banyuwangi, Suwito, yang menyatakan 80 persen kades korupsi.
Aksi damai berjalan kondusif. Kapolresta Banyuwangi Kombespol Rama Samtama Putra bersama Ketua DPRD I Made Cahyana Negara turun langsung menemui kades. Demikian pula dengan Suwito.
Anggota DPRD dari Fraksi Gerindra itu dengan penuh jiwa kenegarawan berdialog dengan para kades di ruang rapat khusus DPRD Banyuwangi.
Akhir dari aksi ini berakhir dengan happy ending. Suwito yang juga ketua Fraksi Gerindra menyatakan maaf atas pernyataannya.
“Atas nama pribadi, apa yang saya katakan itu salah. Saya sebagai manusia biasa memohon maaf,’’ kata Suwito di hadapan ratusan kades.
Permintaan maaf tersebut disampaikan usai dialog, tepatnya di halaman kantor DPRD sebelah barat. Sikap tegas tersebut disambut positif oleh para kades.
Apa yang dilakukan Suwito mendapat apresiasi dari sejumlah pihak yang hadir, termasuk ketua DPRD Banyuwangi I Made Cahyana Negara.
Aksi mendatangi kantor DPRD diikuti oleh 180 kades se-Banyuwangi yang tergabung dalam ASKAB dan asosiasi kades lainnya. Sebelum para kades datang, kantor DPRD lebih dulu dijaga aparat kepolisian.
Mobil damkar juga disiagakan ke halaman kantor DPRD. Aksi berjalan tertib hingga selesainya dialog. Kendaraan kades terparkir rapi di Jalan Adi Sucipto sisi timur.
Namun, usai para kades keluar dari ruang rapat khusus, ada salah satu pengunjung yang dengan penuh semangat meminta KPK turun ke Banyuwangi mengusut kasus bansos di Banyuwangi. ”KPK silakan turun ke Banyuwangi,’’ teriak warga asal Srono tersebut.
Ketua Asosiasi Kepala Desa Banyuwangi (ASKAB) Budiarto mengatakan, kedatangan ke kantor DPRD selain untuk silatutahmi, juga untuk mengklarifikasi tuduhan adanya penyelewengan penyaluran bansos.
“Pernyataan 80 persen kepala desa se-Kabupaten Banyuwangi melakukan pemotongan, sehingga per transaksi mendapat keuntungan Rp 24 juta itu dasarnya dari mana, kita bingung,’’ kata Budiarto.
Budiarto bisa menerima permintaan maaf yang disampaikan Suwito. “Yes, insyaAllah sementara ini kita terima. Kita lapang dada semuanya, karena beliau sudah jelas, terang-terangan di hadapan kita menyampikan permohonan maaf,” pungkasnya.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Ratusan kepala desa (kades) mendatangi kantor DPRD Banyuwangi, Senin (17/11).
Kedatangan para pemimpin desa itu meminta klarifikasi atas pernyataan anggota DPRD Banyuwangi, Suwito, yang menyatakan 80 persen kades korupsi.
Aksi damai berjalan kondusif. Kapolresta Banyuwangi Kombespol Rama Samtama Putra bersama Ketua DPRD I Made Cahyana Negara turun langsung menemui kades. Demikian pula dengan Suwito.
Anggota DPRD dari Fraksi Gerindra itu dengan penuh jiwa kenegarawan berdialog dengan para kades di ruang rapat khusus DPRD Banyuwangi.
Akhir dari aksi ini berakhir dengan happy ending. Suwito yang juga ketua Fraksi Gerindra menyatakan maaf atas pernyataannya.
“Atas nama pribadi, apa yang saya katakan itu salah. Saya sebagai manusia biasa memohon maaf,’’ kata Suwito di hadapan ratusan kades.
Permintaan maaf tersebut disampaikan usai dialog, tepatnya di halaman kantor DPRD sebelah barat. Sikap tegas tersebut disambut positif oleh para kades.
Apa yang dilakukan Suwito mendapat apresiasi dari sejumlah pihak yang hadir, termasuk ketua DPRD Banyuwangi I Made Cahyana Negara.
Aksi mendatangi kantor DPRD diikuti oleh 180 kades se-Banyuwangi yang tergabung dalam ASKAB dan asosiasi kades lainnya. Sebelum para kades datang, kantor DPRD lebih dulu dijaga aparat kepolisian.
Mobil damkar juga disiagakan ke halaman kantor DPRD. Aksi berjalan tertib hingga selesainya dialog. Kendaraan kades terparkir rapi di Jalan Adi Sucipto sisi timur.
Namun, usai para kades keluar dari ruang rapat khusus, ada salah satu pengunjung yang dengan penuh semangat meminta KPK turun ke Banyuwangi mengusut kasus bansos di Banyuwangi. ”KPK silakan turun ke Banyuwangi,’’ teriak warga asal Srono tersebut.
Ketua Asosiasi Kepala Desa Banyuwangi (ASKAB) Budiarto mengatakan, kedatangan ke kantor DPRD selain untuk silatutahmi, juga untuk mengklarifikasi tuduhan adanya penyelewengan penyaluran bansos.
“Pernyataan 80 persen kepala desa se-Kabupaten Banyuwangi melakukan pemotongan, sehingga per transaksi mendapat keuntungan Rp 24 juta itu dasarnya dari mana, kita bingung,’’ kata Budiarto.
Budiarto bisa menerima permintaan maaf yang disampaikan Suwito. “Yes, insyaAllah sementara ini kita terima. Kita lapang dada semuanya, karena beliau sudah jelas, terang-terangan di hadapan kita menyampikan permohonan maaf,” pungkasnya.








