Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Semburkan Asap 300 Meter

MENURUN: Seismograf menunjukkan penurunan aktivitas gempa tremor di Pos Pengamatan Gunung Raung, Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Songgon, Banyuwangi, kemarin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
MENURUN: Seismograf menunjukkan penurunan aktivitas gempa tremor di Pos Pengamatan Gunung Raung, Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Songgon, Banyuwangi, kemarin.

Mengarah ke Barat Laut

SONGGON – Aktivitas Gunung Raung cenderung menurun dalam beberapa hari terakhir. Meski begitu, bukan berarti gunung terbesar di Pulau Jawa itu tidak bereaksi. Buktinya, gunung setinggi 3.332 meter di atas permukaan laut (dpl) itu mengeluarkan asap cukup tebal kemarin (6/11).

Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Hendrasto mengatakan, secara kegempaan, aktivitas Gunung Raung cenderung lambat Gempa tremor yang tercatat terus menurun sejak 2 November 2012. ‘’Turunnya lambat,’’ katanya kemarin.

Hendrasto menjelaskan, penga matan visual menunjukkan Gunung Raung mengeluarkan asap selama tiga jam. Itu terjadi sekitar pukul 06.00 hingga 09.00 kemarin. ‘’Asap yang muncul dari gunung itu setinggi 300 meter dan agak tebal,’’ terangnya di Pos Pengamatan Gunung Raung, Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon.

Berdasar pantauan CCTV, asap tersebut mengarah ke barat laut. Sesuai peta, asap tersebut mengarah ke kawasan Sumber Wringin di Kabupaten Bondowoso. ‘’Asap itu tidak panas dan tidak berbahaya. Dengan cara menutup hidung dan mulut sudah cukup,’’ paparnya. Terkait fenomena itu, ma sih kata dia, asap tersebut merupakan pelepasan energi. Hal itu justru menggembirakan.

‘’Keluar asap seperti ngowos itu yang melegakan. Tetapi, kita tetap berlakukan radius 3 kilometer tidak boleh ada aktivitas manusia,” tandasnya. Ditanya kapan status siaga di turunkan? Hendrasto tidak mengetahui secara pasti kapan hal itu diwujudkan. Alasannya, gunung tersebut bukan berarti sudah stabil.

Ibarat orang lari, tiba-tiba pelan. Tapi bukan berarti berhenti, barang kali itu ambil napas,’’ urainya. Dia menjelaskan, kawah gunung tersebut berkedalaman 400 hingga 500 meter. Sebab, bi bir kawah tidak rata satu sama lain. ‘’Tapi yang jelas, asap banyak yang jatuh di kal dera, karena kalderanya luas,’’ tandasnya.

Sampai saat ini, lanjut dia, gempa tremor yang terekam di seismograf rata-rata 20 mm. Setiap hari, rata-rata menurun 1 mm. ‘’Sekarang masih 20 mm,’’ pungkasnya. Ketua Tagana Banyuwangi, Dedi mengatakan, pihaknya su dah siap jika sewaktu-waktu Gu nung Raung meletus. Se jauh ini pihaknya sudah me lakukan merencanakan terkait penanggulangan bencana. “Kita siap 100 persen jika terjadi bencana,” tegasnya. (radar)