Banyuwangi, Jurnalnews.com – Memaknai setahun berdirinya Taman Baca Masyarakat (TBM) Al-Djawahir sekaligus menyambut Hari Anak Nasional, digelar serangkaian lomba kreatif dan literatif yang meliputi puitisasi Alquran, bercerita, serta menggambar dan mewarnai. Kegiatan ini dilangsungkan meriah pada Ahad (20/7/2025) di kawasan kompleks TBM Al-Djawahir, Gambiran, Banyuwangi.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi lintas komunitas yang melibatkan TBM Al-Djawahir, Mak’E Mart, Posyandu Desa, komunitas Gotong Royong 45, Sanggar Merah Putih’45 Jaringan Rumah Kita Banyuwangi (JRKBB), media literasi sastrawacana.id, media online jurnalnews, event organizer Senyum Agmadina, serta komunitas-komunitas literasi lainnya di Kabupaten Banyuwangi.
Dalam sambutan pembukaan, Djawahir selaku pendiri TBM Al-Djawahir menyampaikan sejarah singkat berdirinya taman baca tersebut. Ia menuturkan bahwa TBM ini lahir dari semangat menyediakan ruang alternatif belajar bagi masyarakat, khususnya anak-anak di wilayah Gambiran dan sekitarnya, agar lebih dekat dengan budaya membaca.Pengalaman beliau saat di perpustakaan sekolah membekas untuk diteruskan iqro’ membaca ke anak cucu.
Ketua panitia, Dafik Ismail, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan ini perdana yang juga sebagai tasyakuran mendapatkan hibah 1000 buku dari Perpustakaan Nasional berikut rak bukunya.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dari berbagai wilayah di Banyuwangi yang telah ikut berpartisipasi, serta kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini seperti Perpustakaan Nasional,Enggal Modified beserta pegiat literasi dan seniman yang jadi juri serta media partner.Semoga kegiatan ini bisa menjadi semangat bersama dalam membumikan literasi di kalangan generasi muda,” ujar aktivis dakwah dalam naungan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) ini.
Sambutan juga diberikan oleh Yeti Chotimah yang turut menyemarakkan acara dengan membagikan sejumlah buku hasil karyanya sebagai hadiah bagi para pemenang lomba. Kehadiran hadiah buku ini diharapkan menjadi motivasi tersendiri bagi peserta untuk terus berkarya dan mencintai literasi.antara lain buku Sejarah seni budaya, bathokan, cerpen bisikan manis serta yang baru diluncurkan Penerbit Erlangga Jakarta yakni cerita rakyat maupun adat tradisi Banyuwangi seperti Keboan, Puter Kayun dan Mantu Kucing. Rencana akan terbit 11 judul buku.
Rangkaian lomba untuk kategori puitisasi Alquran dan bercerita, pelaksanaan lomba dilakukan dalam dua tahap, yaitu seleksi video secara daring dan penampilan langsung di lokasi acara bagi tiga finalis terpilih di masing-masing kategori.
Dewan juri lomba puitisasi dan bercerita terdiri dari tiga tokoh literasi dan seni yang berpengalaman, yakni Maulana Affandi (penulis dan pemimpin redaksi Penerbit Lintang) sebagai ketua juri, Syaiful Anwar (guru SMK Muhammadiyah 1 Genteng sekaligus penulis aktif ), dan R. Ayu Pudjiati (seniman teater asal Madura).
Ketiganya tak hanya menilai, tetapi juga memberikan masukan langsung kepada peserta yang tampil di panggung. Mereka menyoroti pentingnya penguasaan panggung, ekspresi wajah, gestur, hingga pemilihan diksi yang tepat agar pesan cerita atau puisi tersampaikan secara kuat dan menyentuh.
Dalam penjelasannya, Maulana Affandi menyampaikan bahwa seluruh peserta yang tampil langsung di lokasi adalah anak-anak terbaik yang telah lolos proses seleksi ketat dari seluruh peserta yang mengirim video.
“Anak-anak yang hadir di panggung ini adalah mereka yang terpilih, bukan sembarang peserta. Maka dari itu, orang tua patut berbangga karena putra-putrinya menunjukkan kualitas dan semangat yang luar biasa,” ujarnya dengan semangat.
Sementara itu, lomba menggambar dan mewarnai diperuntukkan bagi siswa TK dan SD, dan diikuti oleh puluhan peserta dari seluruh penjuru Kabupaten Banyuwangi. Suasana lomba tampak semarak karena para peserta datang bersama orang tua yang setia mendampingi. Sorak semangat, tawa anak-anak, serta dukungan dari para pendamping menambah hangat suasana kegiatan.
Dewan juri untuk lomba mewarnai dan menggambar juga menghadirkan para praktisi seni dan pendidikan. Ketua juri adalah Muhammad Taufik, S.Sn, yang biasa dipanggil Oklek guru kesenian di SMP Muhammadiyah 1 (Muhi) Genteng. Ia didampingi oleh dua juri lainnya, yakni Indriana Laily dan Qurrota Ninin yang juga aktif dalam kegiatan seni dan pengembangan kreativitas anak.
Di akhir acara, para pemenang dari tiap kategori diumumkan dan diberikan penghargaan, berupa trofi, piagam, serta hadiah menarik.
Acara ditutup dengan sesi foto bersama antara para pemenang dan dewan juri sebagai penanda kebersamaan dan semangat literasi yang terus tumbuh di tengah masyarakat Banyuwangi. (AWN/D’mail/JN)