RadarBanyuwangi.id – Tren #KaburAjaDulu kembali viral di media sosial, mengajak anak muda untuk meninggalkan Indonesia demi kehidupan yang lebih baik di luar negeri.
Tren ini bukan sekadar fenomena sesaat, tetapi mencerminkan keresahan generasi muda terhadap kondisi ekonomi dan kebijakan dalam negeri.
Sejak muncul pada 2023, tren ini semakin banyak didukung, tidak hanya oleh pemuda, tetapi juga netizen paruh baya yang menyesal tidak merantau ke luar negeri di masa mudanya.
Baca Juga: PLN UP3 Banyuwangi Perkuat Sinergi dengan Polresta Banyuwangi untuk Pengamanan Aset dan Instalasi Listrik
Data Kemenkumham menunjukkan bahwa sepanjang 2019-2022, sebanyak 3.912 WNI berpindah kewarganegaraan ke Singapura, dengan rata-rata lebih dari seribu orang per tahun memilih meninggalkan Indonesia.
Alasan utama di balik tren ini adalah sulitnya mendapatkan pekerjaan layak, persyaratan kerja yang tidak masuk akal, serta rendahnya upah.
Ditambah dengan kebijakan pemerintah yang kontroversial, banyak yang merasa tidak aman dan memilih mencari peluang di luar negeri.
Baca Juga: Pererat Sinergi Lewat Olahraga, Polresta Banyuwangi dan PUDAM Gelar Pertandingan Persahabatan
Meski demikian, tren ini juga menuai kritik. Banyak yang mempertanyakan rasa nasionalisme generasi muda yang mendukung #KaburAjaDulu, mengingat dampaknya yang bisa melemahkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Menurut data dari Drone Emprit, mayoritas pengguna tagar ini berasal dari usia produktif, dengan 50,81 persen berusia 19-29 tahun dan 38,10 persen di bawah 18 tahun.
Jika tren ini terus berkembang tanpa penanganan serius, visi Indonesia Emas 2045 bisa terancam. (Destia Fitra Rachmadani)