Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Targetkan Ekonomi 6-7 Persen, Mampukah Menteri Purbaya Wujudkan Pertumbuhan Inklusif?

targetkan-ekonomi-6-7-persen,-mampukah-menteri-purbaya-wujudkan-pertumbuhan-inklusif?
Targetkan Ekonomi 6-7 Persen, Mampukah Menteri Purbaya Wujudkan Pertumbuhan Inklusif?

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati yang telah menjabat selama 14 tahun.

Pergantian ini menjadi sorotan publik, terutama karena terjadi di tengah gejolak demonstrasi akibat kebijakan efisiensi anggaran.

Dalam pernyataannya usai dilantik, Purbaya menegaskan target ambisius pertumbuhan ekonomi 6–7 persen sebagai solusi untuk meredam ketidakpuasan masyarakat.

Baca Juga: Purbaya Yudhi Sadewa Gantikan Sri Mulyani, Pasar Modal Ragukan Kapasitasnya

Menurutnya, percepatan belanja pemerintah akan menjadi kunci, tanpa harus merombak kebijakan fiskal yang telah dirancang pendahulunya.

Namun, sejumlah ekonom menilai pernyataan tersebut terlalu menyederhanakan masalah.

Akar persoalan sebenarnya adalah ketidakadilan fiskal.

Baca Juga: Profil Lengkap Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru Gantikan Sri Mulyani

RAPBN 2026 menunjukkan defisit Rp638,8 triliun dengan kebutuhan utang baru Rp781,9 triliun.

Hal ini berpotensi meningkatkan beban bunga utang hingga Rp600 triliun, yang dapat mengurangi alokasi untuk sektor penting seperti pendidikan dan kesehatan.

Kritik juga muncul terkait pemangkasan dana Transfer ke Daerah (TKD) demi efisiensi anggaran.

Baca Juga: Demo Besar Nepal: Parlemen Dibakar, PM dan Menteri Mundur

Dampaknya, sejumlah pemerintah daerah terpaksa menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berkali lipat, memicu gelombang protes warga.

Ekonom senior menilai Menteri Purbaya perlu fokus pada keadilan fiskal.


Page 2


Page 3

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati yang telah menjabat selama 14 tahun.

Pergantian ini menjadi sorotan publik, terutama karena terjadi di tengah gejolak demonstrasi akibat kebijakan efisiensi anggaran.

Dalam pernyataannya usai dilantik, Purbaya menegaskan target ambisius pertumbuhan ekonomi 6–7 persen sebagai solusi untuk meredam ketidakpuasan masyarakat.

Baca Juga: Purbaya Yudhi Sadewa Gantikan Sri Mulyani, Pasar Modal Ragukan Kapasitasnya

Menurutnya, percepatan belanja pemerintah akan menjadi kunci, tanpa harus merombak kebijakan fiskal yang telah dirancang pendahulunya.

Namun, sejumlah ekonom menilai pernyataan tersebut terlalu menyederhanakan masalah.

Akar persoalan sebenarnya adalah ketidakadilan fiskal.

Baca Juga: Profil Lengkap Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan Baru Gantikan Sri Mulyani

RAPBN 2026 menunjukkan defisit Rp638,8 triliun dengan kebutuhan utang baru Rp781,9 triliun.

Hal ini berpotensi meningkatkan beban bunga utang hingga Rp600 triliun, yang dapat mengurangi alokasi untuk sektor penting seperti pendidikan dan kesehatan.

Kritik juga muncul terkait pemangkasan dana Transfer ke Daerah (TKD) demi efisiensi anggaran.

Baca Juga: Demo Besar Nepal: Parlemen Dibakar, PM dan Menteri Mundur

Dampaknya, sejumlah pemerintah daerah terpaksa menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berkali lipat, memicu gelombang protes warga.

Ekonom senior menilai Menteri Purbaya perlu fokus pada keadilan fiskal.