Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tempat Rekreasi Alternatif nan Edukatif, Perpustakaan Daerah Banyuwangi Diserbu Bocil

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Ratusan siswa-siswi dari TK Aisyiyah II dan TK Model menyerbu Perpustakaan Daerah Banyuwangi. Kedatangan para bocil ini adalah untuk berkunjung ke taman baca.

Banyak sarana yang mendukung pengembangan literasi sejak dini di Perpustakaan Daerah Banyuwangi. Pada usia awal, lebih mudah bagi anak untuk menyerap ilmu dan pengetahuan.

Sebuah pepatah berbunyi, belajar di waktu kecil seolah mengukir di atas batu. Sedangkan belajar setelah dewasa bagaikan mengukir di atas air.

Perpustakaan-Daerah-Banyuwangi-b.jpgSiswa-siswi sedang mendapatkan pengarahan dari guru pendamping. (Foto : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

Pada anak usia dini, jauh lebih mudah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan. Setiap pendidikan dan bimbingan yang diberikan, akan melekat kuat dalam benak sang anak. Termasuk mengajarkan tentang pelajaran menulis maupun membaca yang termasuk dalam kegiatan literasi.

Para guru pendamping TK, memberikan pembelajaran dengan cara membuat kelompok-kelompok kecil.

Mereka lalu membebaskan anak-anak untuk memilih buku bacaan yang mereka suka dan ingin mereka baca di salah satu fasilitas yang terdapat di Perpustakaan Daerah Banyuwangi, yaitu ruang baca anak.

Dengan pemberian materi literasi pada anak usia dini, akan melahirkan anak-anak yang cerdas membaca dan menulis.

Seorang anak yang terbiasa menulis dan membaca akan membuat dirinya lebih kreatif , bisa berfikir logis dan kritis serta dapat memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.

Kepala Bidang Perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Banyuwangi, Hadi Santoso SE, M.Si., mengatakan, siswa-siswi dapat belajar serta memanfaatkan layanan di perpustakaan daerah sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan minat baca sejak dini pada anak.

“Anak-anak bisa belajar membaca dongeng dan fabel. Selain itu dengan kunjungan belajar anak sejak dini, bisa merangsang minat baca anak-anak hingga dewasa nanti,” jelasnya, Selasa (21/2/2023)

Perpustakaan-Daerah-Banyuwangi-c.jpgSiswa-siswi TK Model Banyuwangi sedang mendapat tugas yang berada di fasilitas perpustakaan daerah Banyuwangi yaitu ruang baca anak (Foto : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

Dalam sesi kunjungan belajar, mereka dibekali pengetahuan terkait hal-hal yang harus dihindari ketika berada di perpustakaan, seperti tidak boleh berbicara terlalu keras, tidak boleh bermain di dalam perpustakaan, hingga harus saling menghormati saat bergantian membaca buku

Hal tersebut bisa jadi kebiasaan baik bagi anak-anak. Karena disaat umur 2 hingga 12 tahun mereka memasuki tahap play stage atau masa bermain dengan menirukan perilaku orang lain yang lebih dewasa.

“Tak hanya sebagai sarana literasi, perpustakaan juga cocok sebagai wadah mereka bersosialisasi sejak dini,” pungkasnya.

Selain TK Aisyiyah II dan TK Model Banyuwangi, sebelumnya, perpustakaan daerah Banyuwangi juga kedatangan kunjungan belajar dari TK Al Hadi dan Sekolah Dasar Negri (SDN) 1 Karangrejo Banyuwangi.

Diharapkan dengan kunjungan belajar anak-anak ke Perpustakaan Daerah Banyuwangi, bisa menambah ilmu pengetahuan serta dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana pusat informasi ilmu pengetahuan dan tempat rekreasi alternatif yang mengedukasi.

“Semoga kunjungan belajar ke Perpustakaan Daerah Banyuwangi ini bisa banyak diterapkan mulai dari TK hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) supaya minat baca masyarakat Banyuwangi akan semakin meningkat dan menambah wawasan,” tandas Hadi. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Ronny Wicaksono

source