Banyuwangi, tvOnenews.com – Pembobolan mesin ATM di swalayan berjaring di Kelurahan Lateng, Banyuwangi ditemukan fakta baru. Kedua pelaku, AM (41) dan IR (32), sengaja memilih Banyuwangi untuk beraksi. Alasannya, mereka bisa sambil berwisata sebelum menjalankan aksinya.
Kepada penyidik, kedua warga Cilacap dan Serang ini mengaku sebelum beraksi, mereka melakukan pengamatan lokasi selama dua hari. Sembari mengamati lokasi, mereka menikmati sejumlah tempat wisata di Banyuwangi.
“Kenapa pilih Banyuwangi, karena sambil plesiran dan jalan-jalan,” kata AM di hadapan Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Deddy Foury Millewa, Rabu (7/6) siang.
Mereka memilih mesin ATM di swalayan berjaring lantaran dirasa aman. AM yang bertugas sebagai eksekutor tunggal beraksi dengan cepat. Begitu menjebol plafon, dia langsung merusak kabel utama kamera CCTV. Lalu, membobol mesin ATM dengan mesin gerinda. Sedangkan IR bertugas di luar mengamati situasi. Usai beraksi, keduanya kabur ke Yogyakarta.
Selama di Banyuwangi, kedua pelaku menginap di sebuah hotel di pinggir kota. Kepada penyidik, keduanya mengaku uang hasil membobol ATM digunakan membayar utang. Sisanya, digunakan untuk biaya hidup.
Yang mengagetkan, kedua pelaku ternyata masih memiliki ikatan keluarga. AM yang berperan sebagai otak aksi ini. Sedangkan IR hanya membantu menjalankan aksi.
Dari kejadian ini, polisi mengamankan sisa hasil membobol ATM senilai Rp30 juta. Diamankan juga mesin gerinda dan mobil Mitsubishi Expander yang digunakan beraksi. Selain itu, diamankan juga sejumlah rokok yang digasak dari lokasi kejadian.
Halaman Selanjutnya :
Dua pelaku pembobolan mesin ATM di swalayan ditangkap tim buser Polresta Banyuwangi, Selasa (6/6) dini hari. Keduanya disergap saat kabur di Yogyakarta tidak kurang dari 24 jam setelah kejadian. Sebelum beraksi di Banyuwangi, kedua pelaku menjalankan aksi serupa di Blitar. Mereka berhasil membawa kabur isi ATM senilai Rp400 juta. Polisi masih mendalami kemungkinan keduanya terkait jaringan terorisme. (hoa/gol)