Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Terungkap! KMP Tunu Pratama Jaya Muat 4 Kali Kapasitas Saat Kecelakaan

terungkap!-kmp-tunu-pratama-jaya-muat-4-kali-kapasitas-saat-kecelakaan
Terungkap! KMP Tunu Pratama Jaya Muat 4 Kali Kapasitas Saat Kecelakaan

detik.com

Banyuwangi

Dalam rapat yang digelar bersama komisi V DPR RI di gedung ASDP Ketapang Banyuwangi, terungkap muatan KMP Tunu Pratama Jaya saat kecelakaan melebihi kapasitas. KNKT menemukan bahwa muatan kapal yang tenggelam itu saat terjadinya kecelakaan 4 kali lipat dari kapasitas.

Hal itu disampaikan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono. Dalam keterangannya, Soerjanto menyebut muatan mencapai hampir 4 kali lipat dari kapasitas semestinya. Di mana kapasitas muat semestinya adalah 138 ton. Namun saat tenggelam kapal itu berisi muatan 538 ton.

“Kapasitasnya 138 dan temuan hasil investigasi kami muatan mencapai 538 ton. Jadi lebih tiga kalinya,” kata Soerjanto, Selasa (22/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan manifes, kapal itu memuat total 22 kendaraan. Rinciannya 8 kendaraan golongan VII, 3 kendaraan golongan VIB, 3 kendaraan golongan VB, 3 kendaraan golongan IVB, 4 kendaraan golongan VIA, dan 1 kendaraan golongan II.

Berdasarkan manifes jumlah penumpang kapal sebanyak 53 orang dan kru 12 orang. Di mana dalam faktanya, sejumlah korban teridentifikasi tidak masuk dalam manifes.

Soerjanto menjelaskan kapal memiliki garis batas mengambang saat berada di laut. Batas garis itu biasa disebut dengan istilah pisang-pisang. Pada KMP Tunu Pratama Jaya, kata dia, body kapal yang tenggelam itu melebihi batas yang ditentukan.

“(Kelebihan muatan) Ini yang menyebabkan garis muat tadi tenggelam,” katanya.

Sementara untuk spesifikasi, kapal Tunu Pratama Jaya dibangun pada 2010. Kapal diukur dan dimodifikasi ulang pada 2016. Awalnya, kapal itu berjenis kapal pendarat semacam LCT atau LST.

“Kemudian diubah menjadi jenis Ferry Ro-Ro pengangkut penumpang dan kendaraan,” ujar dia.

Docking terakhir yang dilakukan KMP Tunu Pratama Jaya pada 21 Oktober 2024 dan diperiksa surveyor klas dari BKI. Kapal juga menjalani ramp check menjelang libur lebaran oleh marine inspector pada 3 Juni 2025.

“Dengan hasil keseluruhan baik,” tutur dia.

Selanjutnya, KNKT belum memberi kesimpulan akhir apakah kelebihan muatan tersebut menjadi pemicu terjadinya kecelakaan yang menewaskan 19 orang di mana 4 di antaranya belum berhasil teridentifikasi.

20D

(dpe/abq)