Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tingkatkan Aksesibilitas Dunia Pendidikan, Dispendik Banyuwangi Terapkan Pendekatan Blanded Learning

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Dinas Pendidikan Banyuwangi (Dispendik Banyuwangi) meluncurkan program pelatihan untuk guru dan tim manajemen sekolah melalui pendekatan blended learning, dengan tujuan untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan di Bumi Blambangan.

Blended learning adalah sebuah metode pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran langsung dan mandiri yang dapat dilakukan kapan saja.

Lima sekolah di Banyuwangi, yaitu SDN 1 Tamansari, SDN 4 Tamansari, SMPN 1 Licin, SMPN 2 Licin, dan SMAN 1 Wongsorejo, mengikuti program peningkatan kualitas pendidikan ini dengan melibatkan kepala sekolah dan para guru.

“Sekolah-sekolah yang mengikuti program inovasi pembelajaran ini dipilih oleh mitra kami,” kata Ketua Dispendik Banyuwangi, Suratno pada, Senin (13/3/2023).

Program pelatihan ini dipilih dengan sengaja pada sekolah di pinggiran, karena implementasi program ini memang sengaja dilakukan dari kawasan terjauh hingga menyisir secara perlahan merambat ke tengah.

Pelatihan yang digeber dari hari ini hingga November itu merupakan salah satu program CSR dari BCA yang diberikan kepada Dispendik Banyuwangi untuk meningkatkan metode pembelajaran dan pelayanan di dunia pendidikan dengan melibatkan Putera Sampoerna Foundation.

Kadispendik-Banyuwangi-Suratno.jpgKadispendik Banyuwangi, Suratno. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

Menurut Suratno, kegiatan seperti ini akan memberikan pengalaman berbeda bagi kepala sekolah dan para guru karena pendekatan yang digunakan tak sama dengan metode yang selama ini diterapkan karena berbasis satuan pendidikan bukan basis mata pelajaran dan jenjang.

“Jadi kepala sekolah diberikan pelatihan tentang manajemen sekolah yang baik, sedangkan guru memberikan pembelajaran yang lebih inovatif dengan menggunakan student centered learning,” jelasnya.

Dalam pelaksanaan pelatihan, para peserta akan diajarkan di sekolah masing-masing melalui tatap muka dan menggunakan platform aplikasi tertentu dari pelatih. Setelah selesai mengikuti pelatihan, para peserta diminta untuk menularkan kepada sekolah lain di kabupaten ujung timur Pulau Jawa.

“Kami berharap agar para pelatih dapat mencetak kepala sekolah dan guru di 5 sekolah tersebut menjadi narasumber dan program ini harus dikemas dalam bentuk training of trainer,” pungkas Ketua Dispendik Banyuwangi, Suratno.(*)

Pewarta : Fazar Dimas Priyatna (MG-418)
Editor : Deasy Mayasari

source