sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Proyek pembangunan Tol Probolinggo–Lumajang (Tol ProLajang) digadang-gadang bakal menjadi motor penggerak ekonomi baru di kawasan Tapal Kuda Jawa Timur.
Tak sekadar jalur transportasi cepat, tol sepanjang 32 kilometer ini diharapkan mampu memperlancar arus logistik, mempercepat distribusi hasil pertanian, dan membuka akses menuju destinasi wisata unggulan Lumajang dan sekitarnya.
Selama ini, Lumajang dikenal sebagai salah satu sentra produksi pisang, tebu, dan kopi di Jawa Timur.
Baca Juga: Gubernur Aceh Desak Pemerintah Pusat Kebut Pembangunan Terowongan Geurutee dan Tol Aceh
Namun, terbatasnya akses jalan membuat distribusi ke pasar besar seperti Surabaya dan Pasuruan membutuhkan waktu lama serta biaya tinggi.
Dengan kehadiran Tol ProLajang, pengiriman hasil pertanian diharapkan menjadi lebih efisien sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan pelaku usaha lokal.
“Kalau tol ini jadi, harga kirim bisa turun, waktu tempuh juga lebih cepat. Hasil panen kami bisa lebih cepat sampai pasar,” ujar seorang petani di Lumajang.
Selain memperkuat sektor ekonomi, tol ini juga diyakini akan membuka peluang besar bagi pariwisata Lumajang.
Baca Juga: Juri Liga Puisi 2025 Sebut Kualitas Peserta Meningkat Dibanding Sebelumnya, Ini Alasannya
Jalur ProLajang nantinya akan menghubungkan wisatawan langsung ke kawasan alam eksotis seperti Gunung Semeru, Ranu Pane, dan Pantai Wotgalih, yang selama ini sulit dijangkau akibat padatnya jalur utama.
Tak hanya mempercepat akses, proyek tol ini juga diproyeksikan melahirkan pusat ekonomi baru di sekitar pintu tol, mulai dari rest area, pusat kuliner, hingga sentra UMKM.
Baca Juga: Netizen Antusias! Tol Probowangi Siap Beroperasi, Disebut Punya Pemandangan Terindah di Indonesia
Jika sesuai rencana, pembangunan fisik Tol ProLajang akan dimulai pada tahun 2026, setelah proses pembebasan lahan selesai.
Proyek ini merupakan bagian dari strategi besar Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam memperkuat konektivitas di kawasan selatan serta mendorong pemerataan pembangunan ekonomi di luar koridor Surabaya–Malang.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Proyek pembangunan Tol Probolinggo–Lumajang (Tol ProLajang) digadang-gadang bakal menjadi motor penggerak ekonomi baru di kawasan Tapal Kuda Jawa Timur.
Tak sekadar jalur transportasi cepat, tol sepanjang 32 kilometer ini diharapkan mampu memperlancar arus logistik, mempercepat distribusi hasil pertanian, dan membuka akses menuju destinasi wisata unggulan Lumajang dan sekitarnya.
Selama ini, Lumajang dikenal sebagai salah satu sentra produksi pisang, tebu, dan kopi di Jawa Timur.
Baca Juga: Gubernur Aceh Desak Pemerintah Pusat Kebut Pembangunan Terowongan Geurutee dan Tol Aceh
Namun, terbatasnya akses jalan membuat distribusi ke pasar besar seperti Surabaya dan Pasuruan membutuhkan waktu lama serta biaya tinggi.
Dengan kehadiran Tol ProLajang, pengiriman hasil pertanian diharapkan menjadi lebih efisien sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan pelaku usaha lokal.
“Kalau tol ini jadi, harga kirim bisa turun, waktu tempuh juga lebih cepat. Hasil panen kami bisa lebih cepat sampai pasar,” ujar seorang petani di Lumajang.
Selain memperkuat sektor ekonomi, tol ini juga diyakini akan membuka peluang besar bagi pariwisata Lumajang.
Baca Juga: Juri Liga Puisi 2025 Sebut Kualitas Peserta Meningkat Dibanding Sebelumnya, Ini Alasannya
Jalur ProLajang nantinya akan menghubungkan wisatawan langsung ke kawasan alam eksotis seperti Gunung Semeru, Ranu Pane, dan Pantai Wotgalih, yang selama ini sulit dijangkau akibat padatnya jalur utama.
Tak hanya mempercepat akses, proyek tol ini juga diproyeksikan melahirkan pusat ekonomi baru di sekitar pintu tol, mulai dari rest area, pusat kuliner, hingga sentra UMKM.
Baca Juga: Netizen Antusias! Tol Probowangi Siap Beroperasi, Disebut Punya Pemandangan Terindah di Indonesia
Jika sesuai rencana, pembangunan fisik Tol ProLajang akan dimulai pada tahun 2026, setelah proses pembebasan lahan selesai.
Proyek ini merupakan bagian dari strategi besar Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam memperkuat konektivitas di kawasan selatan serta mendorong pemerataan pembangunan ekonomi di luar koridor Surabaya–Malang.






