sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Pembangunan Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi (Probowangi) diyakini bakal membawa dampak besar bagi perekonomian Jawa Timur, terutama di wilayah timur Pulau Jawa.
Tol sepanjang 175 kilometer ini menjadi tulang punggung konektivitas baru yang menghubungkan kawasan industri, pertanian, hingga pariwisata.
Baca Juga: Harga Emas Anjlok Dua Hari Beruntun! Emas 24 Karat Tembus Rp2 Juta per Gram, Ini Daftar Lengkapnya
Menurut hasil kajian sejumlah lembaga transportasi dan industri logistik, kehadiran Tol Probowangi dapat menurunkan biaya logistik nasional hingga 10–20 persen.
Waktu tempuh dari Probolinggo ke Banyuwangi pun bakal memangkas drastis — dari sekitar 5 jam menjadi hanya 2,5 jam.
Efisiensi ini tak hanya mempercepat arus barang, tapi juga meningkatkan daya saing sektor industri dan pariwisata di kawasan Tapal Kuda dan sekitarnya.
Baca Juga: Gubernur Aceh Desak Pemerintah Pusat Kebut Pembangunan Terowongan Geurutee dan Tol Aceh
“Tol ini akan menjadi game changer ekonomi Jawa Timur bagian timur,” ujar salah satu pengamat transportasi nasional.
Tol Probowangi juga menjadi bagian akhir dari jaringan Tol Trans-Jawa yang menghubungkan Surabaya hingga ujung timur Pulau Jawa.
Dengan rampungnya ruas ini, arus logistik dari Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) menuju Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi) akan jauh lebih efisien, sekaligus memperkuat akses menuju Pulau Bali.
Baca Juga: Netizen Antusias! Tol Probowangi Siap Beroperasi, Disebut Punya Pemandangan Terindah di Indonesia
Proyek strategis nasional ini ditargetkan beroperasi penuh pada akhir 2025, dengan pengerjaan dibagi ke dalam beberapa paket yang melibatkan PT Jasa Marga dan PT Waskita Karya.
Selain menurunkan biaya logistik, keberadaan Tol Probowangi juga diharapkan mendorong investasi baru, menciptakan lapangan kerja, serta menghidupkan destinasi wisata unggulan seperti Gunung Ijen, Taman Nasional Baluran, dan Pantai Pulau Merah.
Jika rampung tepat waktu, Tol Probowangi akan menjadi salah satu ruas paling strategis di Pulau Jawa — penghubung utama antara jalur darat Trans-Jawa dan akses menuju Bali, sekaligus simbol kemajuan ekonomi di ujung timur Jawa Timur. (*)






