Jakarta –
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin langsung kegiatan Misi Dagang dan Investasi antara Provinsi Jawa Timur (Jatim) dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan yang berlangsung di Hotel Lombok Raya, Mataram ini mencatatkan hasil transaksi hingga Rp 251,399 miliar.
Khofifah optimistis ke depan hubungan dagang antara Jatim dengan NTB dapat menguat. Terlebih dengan adanya dukungan sektor pelayaran Long Distance Ferry (LDF) yang telah tersedia dari Jatim ke NTB, baik melalui Ketapang-Banyuwangi maupun Jangkar-Situbondo menuju Lembar-Lombok NTB. Ia berharap peningkatan koneksi LDF ini dapat memperlancar hubungan dagang Jatim dan NTB.
Ditambah dengan dikantonginya izin dari Kementerian Perhubungan untuk melayani pelayaran Long Distance Ferry (LDF) dari pelabuhan Ketapang Banyuwangi ke Lembar Lombok NTB. Selain itu, di tahun 2022 Pemprov Jatim juga sudah mendapatkan izin pelayaran LDF dari pelabuhan Jangkar Situbondo ke Lembar Lombok NTB.
“Silakan nanti pengusaha-pengusaha dari NTB mengambil peran lebih efisien ataukah lewat Ketapang Banyuwangi atau yang lebih efektif dari jangkar Situbondo. Ditambah sekarang sedang proses finalisasi tol dari Probolinggo-Banyuwangi,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (27/2/2023).
Lebih lanjut Khofifah menjelaskan kegiatan misi dagang antara Jatim dengan NTB ini juga dalam rangka meningkatkan efektivitas, mulai dari proses petik, olah, kemas hingga jual produk.
“Seperti yang disampaikan oleh Pak Gubernur NTB tadi yakni olah dan kemas. Tapi kami di Jatim harus melihat secara hulu hilirnya, yakni tanam, petik, olah, kemas dan jual. Oleh karena itu sinergitas harus kita bangun antara lain dengan membangun partnership akses misalnya akses ke pasar ekspor. Seperti kopi di Jatim dibangun melalui communal branding untuk memenuhi kualitas dan standar kebutuhan pasar ekspor,” katanya.
“Karena pasar ekspor seringkali membutuhkan skala yang besar. Untuk itu sangat bisa jika dibangun juga kolaborasi communal branding dengan kopi dari NTB. Jadi pasar ekspor ini peluangnya besar kita bangun sinergitas produk dari Jatim dan NTB,” imbuhnya.
Pemprov Jatim sendiri, kata dia, telah membangun communal branding untuk produk kopi agar siap masuk ke pasar ekspor. Dengan begitu lebih siap dalam memenuhi permintaan produk dalam jumlah besar.
“Padan Oktober 2022 lalu kita ekspor 200 ton kopi ke Mesir itu dari tiga daerah yakni Bondowoso, Jombang dan Madiun dalam format communal branding. Jikalau nanti ada komoditas kopi tertentu dari NTB yang ingin masuk dalam paket communal branding tersebut silahkan. Hal ini bisa saling menguatkan,” terangnya.
Diungkapkan Khofifah, gelaran misi dagang juga untuk membangun kekuatan bersama melalui sinergitas, kolaborasi dan partnership.
“Jadi dalam misi dagang ini tidak semata-mata pertemuan antara trader dan buyer, tapi juga ada kerja sama antar OPD, BUMD, institusi bisnis seperti KADIN, IWAPI dan HIPMI dari kedua provinsi. Ini menjadi bagian penguatan kita bersama bahwa masing-masing memang harus menguatkan sinerginya, harus menguatkan kolaborasinya, harus membangun strong partnership,” katanya.
Karena itu, melalui misi dagang kali ini pihaknya memfasilitasi sejumlah MoU yang akan menjadi payung hukum untuk penguatan dan pemberdayaan dari masing-masing pelaku UMKM. Termasuk di dalamnya industri-industri rumahan dari kedua provinsi.
“Mari kita bangun sinergitas bersama setelah dikurasi produknya, disiapkan packaging-nya, kita sama-sama bisa menyiapkan agar masuk pasar yang lebih luas. Format-format seperti ini biasanya jauh lebih Advance dilakukan IWAPI, KADIN, HIPMI dan lain-lain,” katanya.
Sebagai informasi, kegiatan misi dagang merupakan upaya Pemprov Jatim untuk mempertemukan pelaku usaha dari Jawa Timur dan provinsi mitra dalam menyebarluaskan potensi produk industri, perdagangan, perikanan, agribisnis dan peluang investasi lainnya secara terintegrasi. Hal ini guna memenuhi substitusi impor (bahan baku) dan kebutuhan lainnya yang diharapkan mampu meningkatkan nilai perdagangan dalam negeri.
Khofifah memaparkan berdasarkan data BPS terdapat surplus perdagangan antara kedua provinsi, yakni sebesar Rp 5,42 triliun. Adapun rinciannya yaitu nilai pembelian/bongkar dari NTB ke Jatim sebesar Rp 1,32 triliun, sedangkan total nilai penjualan/muat dari Jawa Timur ke NTB sebesar Rp 6,75 triliun.
“NTB selama ini menyuplai beberapa komoditas utama antara lain jagung, udang, cabe, bawang bombay, daging sapi, kantong plastik, kakao, kacang-kacangan hijau, sapi, tembakau dan kacang tanah ke Jawa Timur,” terang Khofifah.
Sebaliknya, lanjut dia, Jawa Timur banyak menyuplai komoditas bahan bakar minyak (motor dan pesawat), pestisida, bawang putih, minuman kalori, minyak kelapa sawit, susu skim, obat-obatan, parfum dan bawang bombai ke NTB.
Di sisi lain, perdagangan antar wilayah dinilai memberikan sumbangan cukup besar bagi neraca perdagangan barang dan jasa Jawa Timur. Hal ini didukung oleh data BPS yang menunjukkan, surplus perdagangan barang dan jasa Jawa Timur lebih banyak disumbangkan oleh perdagangan antardaerah.
Pada triwulan IV 2022, ketika net ekspor perdagangan luar negeri defisit Rp 133,3 triliun, justru net ekspor perdagangan antardaerah mencatatkan surplus Rp 323,47 triliun.
Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah mengapresiasi gelaran misi dagang dan investasi yang dilakukan Pemprov Jatim. Menurutnya upaya ini patut dicontoh oleh daerah lainnya.
“Menurut saya ini bukan hal yang baru karena Bu Khofifah adalah senior kami dulu di Komisi VI DPR RI yang bermitra dengan Kementerian Perdagangan Perindustrian dan BKPM. Dan beliau termasuk yang getol sekali memberikan saran kepada Kementerian Perdagangan Republik Indonesia untuk melakukan misi dagang ke seluruh penjuru dunia,” katanya.
Ia berharap pebisnis dari Jawa Timur dapat menggandeng pebisnis dari NTB untuk bisa mengembangkan komoditi yang ada. Karena banyak komoditas asli NTB yang dijual ke Jatim dan kemudian diolah di Jatim dan dijual kembali ke NTB dengan harga yang tinggi.
“Kalau begini maka kita tidak maju-maju. Mudah-mudahan dengan kerja sama yang baik nanti dengan begitu pengusaha NTB dan Jawa Timur akan lebih besar lagi di masa yang akan datang,” katanya.
“Kami pun akan membantu semaksimal mungkin agar teman-teman interested to invest di tempat kami ini. Kami sadar betul dengan hadirnya bisnis investasi ini akan menyebabkan ekonomi dan produktivitas daerah kami meningkat seiring dengan kehadiran bapak itu semua,” imbuhnya.
Pada Misi Dagang ini turut dilakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Gubernur Jawa Timur dengan Gubernur NTB. Kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) sebanyak 11 OPD, 13 BUMD dan 4 asosiasi dari kedua Provinsi.
Adapun misi dagang Provinsi Jatim dan NTB ini diikuti 172 pelaku usaha. Yakni 72 pelaku usaha dari Provinsi Jawa Timur dengan rincian 11 pelaku usaha Jatim yang difasilitasi Disperindag Jatim, 17 pelaku usaha Jatim yang difasilitasi OPD Pemprov Jatim, OPD Kab/Kota, serta Bank Jatim dan Bank UMKM, 44 pelaku usaha secara mandiri dari KADIN Jatim, KADIN Kab. Kediri, IWAPI Jatim, FORKAS Jatim, dan BUMD Jatim. Kemudian 100 pelaku usaha dari Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dalam kesempatan ini turut dilakukan Penandatanganan MoU antara Bank Jatim dengan Bank NTB Syariah. Kemudian Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara lain Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Dengan Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Dengan Dinas Perdagangan Provinsi NTB. Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB.
Kemudian PT. Jamkrida Jawa Timur dengan PT. Jamkrida Nusa Tenggara Barat. PT. Jatim Grha Utama dengan Jaringan Pengusaha Nasional Nusa Tenggara Barat. PT. Jatim Grha Utama dengan PT. Gerbang NTB Emas. PT. Gedung Expo Wira Jatim dengan CV. Inspira Media Promosindo NTB. PT. Peruri Wira Timur dengan Universitas Hamzanwadi, Selong NTB dan Universitas Pendidikan Mandalika, Mataram NTB.
Juga KADIN Provinsi Jawa Timur dengan KADIN Provinsi Nusa Tenggara Barat. IWAPI Provinsi Jawa Timur dengan IWAPI Provinsi Nusa Tenggara Barat. HIPMI Provinsi Jawa Timur dengan HIPMI Nusa Tenggara Barat. FORKAS Provinsi Jawa Timur dengan REI Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Simak juga ‘Golkar Jatim Dorong Khofifah Bisa Jadi Cawapres Airlangga’:
(ncm/ega)