Bangga Harumkan Banyuwangi, Orang Tua, dan Sekolah, Bibit-bibit atlet berprestasi di Banyuwangi semakin bermunculan. Yang terbaru, trio siswa SMPN I Giri berhasil menyabet juara di kejuaraan nasional (kerjurnas) tenis remaja yang digelar di lapangan tenis GOR Tawang Alun 4 hingga 6 Oktober lalu. SIANG itu proses belajar-mengajar di SMPN I Giri terlihat normal.
Siswa-siswa terlihat serius mendengarkan pelajaran yang disampaikan guru. Berbeda dengan suasana di dalam ruangan yang sejuk, suasana di luar ruangan terasa panas akibat matahari yang menyengat. Anak-anak kerasan belajar lantaran bangunan sekolah terlihat asri dan megah. Gedung itu berlantai dua dengan beberapa ruang. Ada ruang kepala sekolah dan ada ruang guru. Dengan dominasi warna cat yang beraneka warna, seolah-olah membuktikan bahwa sekolah ter sebut memang berbeda.
Ketika wartawan koran ini menginjakkan kaki di SMPN I Giri, seorang satpam terlihat santai di pos satpam dan mempersilakan koran ini masuk kantor guru. Tak seberapa lama, Kepala SMPN I Giri Subianto keluar ruangan. Dia menyambut baik kehadiran koran ini. Usai berbincang sebentar, Kasek Su bianto langsung memanggil tiga siswanya yang berhasil merengkuh juara dalam ajang te nis nasional remaja Kelompok Umur (KU)-16. Tiga siswa yang membanggakan itu adalah Guston Rizky Wirawan, Divan Nan da Pratama, dan Jesicha Wardatila.
Tiga pelajar yang mengenang seragam Pra muka itu tampak mengumbar senyum saat bertemu koran ini. Mereka sepertinya masih diselimuti euforia pasca menyabet gelar dalam ajang bergengsi tingkat nasional beberapa hari lalu. Guston Rizky Wirawan menjadi juara per tama. Sedangkan, dua temannya sama- sama merengkuh juara tiga. Gelar yang diraih itu memang tidak lepas dari perjuangan keras. Semangat berlatih yang dilakukan selama ini benar-benar di rasakan manfaatnya.
Guston, misalnya, siswa kelahiran Banyuwangi 15 Agustus 1999 itu mengaku selama ini bekerja keras. Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, dia sudah menekuni tenis. ‘’Saya mulai SD sudah latihan tenis,” ungkapnya. Dia menceritakan, awalnya memang tidak berminat dengan tenis. Namun, dorongan kuat orang tuanya yang membuat dia berminat dan akhirnya berhasil. ‘’Ayah yang mengajak saya berlatih. Lama-lama senang dengan sendirinya,” kata putra pasangan suami istri Gunawan dan Siti Nur hayati itu.
Guston yang kini duduk di kelas IX itu ti dak ingin sekadar latihan tenis. Dengan se gala kemampuan yang dia miliki, dia pun mengikuti berbagai even berskala lokal maupun nasional. ‘’Sebelum ini, saya su dah jadi juara di Malang,’’ ujar siswa yang ibunya berprofesi sebagai advokat itu. Dia mengaku bangga bisa membahagiakan orang tua. Sebab, dorongan orang tua kala itu akhirnya bisa dirasakan hasilnya. “Saya juga sangat senang, karena beberapa juara itu bisa membawa nama baik sekolah dan Banyuwangi,” ujar Guston.
Alasan serupa nyaris sama dialami dua teman Guston, yaitu Jesicha Wardatila dan Divan Nanda Pratama. Dua siswa itu selama ini memang rutin latihan tiap se pulang sekolah. “Sehari bisa latihan 3 sampai 4 jam,” kata Jesicha. Putri pasutri Marsudi dan Nur Imamah itu pernah meraih sukses di luar kota. Siswa kelas IX itu pernah menjadi juara III di Sampang, Madura, dan Jember. ‘’Saya harus semangat latihan terus. Saya ingin juara satu,” kata siswa kelahiran Banyuwangi 17 Maret 1998 itu dengan nada berapi-api.
Divan Nanda Pratama ingin mengulang sukses di kejuaraan lain. Anak pasangan Khoirul Anam dan Marya Karri itu bercita-cita menjadi petenis andal. “Pokoknya saya ingin mewujudkan impian saya menjadi yang terbaik,” kata siswa kelas IX itu. Pihak sekolah memberikan apresiasi kepada semua siswa yang berprestasi. Sebab, pihak sekolah selalu mendorong agar siswa berprestasi di bidang akademik maupun non-akademik. ‘’Apresiasi kita berikan dalam bentuk semangat moral. Foto mereka kita pajang di kalender,” tandas Kasek Subianto. (radar)
