Kasek Lega, Moratorium Unas Akhirnya Dibatalkan
BANYUWANGI – Rencana moratorium ujian nasional (unas) berakhir antiklimaks. Gagasan moratorium unas oleh Kemendikbud akhirnya dibatalkan oleh pemerintah. Di Banyuwangi, penolakan moratorium unas disambut positif beberapa sekolah menengah atas.
Penjadwalan persiapan unas seperti try out dan latihan sejak awal tahun ajaran baru dianggap tidak sia-sia dan bisa tetap diselenggarakan. Salah satunya di SMAN 1 Giri. Sekolah yang meyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sejak tahun 2015 itu sudah melakukan try out sejak 21 hingga 25 November.
Kepala SMAN 1 Giri, Mujib mengatakan jika pelaksanaan try out tetap diselenggarakan meski sempat ada kabar akan dimoratorium. “Persiapan kami dari awal tidak berubah karena yakin unas tetap ada,’’ tegas Mujib. Hal yang sama juga disampaikan Kepala SMAN 1 Glenmore, Mujiono.
Dia mengatakan, sejak awal tahun ajaran, sekolah sudah menentukan jadwal terkait persiapan unas. Sehingga pelaksanaan persiapan unas semuanya tetap diselenggarakan sekolah. Mujib menambahkan, pada intinya tugas sekolah adalah mempersiapkan agar siswa kelas XII yang lulus bisa menyesuaikan diri dengan pendidikan selanjutnya. Baik dari segi penguasaan materi pelajaran dan mental mereka.
“Jadi meskipun unas diselenggarakan atau tidak, try out yang kita ikuti itu menjadi cara untuk menguatkan penguasaan materi siswa,” ujar mantankepala SMAN 1 Banyuwangi itu. Menurutnya, dari awal banyak pihak yang meyakini jika moratorium unas tidak akan terealisasi. Sebab, persiapannya tidak bisa dilakukan secara mendadak.
“Kita paham moratorium itu hanya wacana. Karena itu try out tetap kita selenggarakan,” jelasnya. Lebih lanjut, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA itu menambahkan, tahun ini ada 2 SMA yang menyelenggarakan UNBK. Yaitu SMAN 1 Glagah dan SMAN 1 Glenmore. Sehingga total SMA penyelenggara UNBK dari satu menjadi tiga.
“Sebelum tahun 2018 semua SMA ditargetkan harus sudah menyelenggarakan UNBK atau CBT. Dengan unas berbasis kom-puter ini kita bisa meningkatkan itegritas siswa. Perguruan tinggi pun lebih menyukai siswa lulusan sekolah yang unasnya dengan komputer,” pungkasnya. (radar)