Banyuwangi, Jurnalnews – LPPD SDM DPD BKPRMI Kabupaten Banyuwangi mengadakan kegiatan mengajar anak dengan memanfaatkan Metode BCM (Bermain, Cerita dan Menyanyi) yang dilaksanakan pada hari Minggu, 6 Oktober 2024, tepat pukul 08.00 WIB acara dimulai, terasa suasana pagi dengan penuh semangat dan riang gembira, program meningkatkan kualitas diri ini diadakan di Masjid Hijau Baitullah, kebalenan Banyuwangi.
Metode BCM ini pun ditularkan kepada 350 dewan assatidz TPA/TPQ se- Kabupaten Banyuwangi. Narasumber pada kegiatan ini Ustad H. Wuntat Wawan Sumbodo, S.Ag juru kisah Nasional asal Yogyakarta. Salah satu metode mengajar yang dapat dijadikan pilihan agar anak didik tidak bosan adalah BCM “Bermain, Cerita dan Menyanyi”. Metode ini cukup ampuh untuk mengatasi kejenuhan dalam belajar.
Ketua panitia Al mukarom Achmad Zakaria, mengatakan, “Belajar itu Penting, Mengaji itu Penting, Disiplin itu Penting.Terus bagaimana dengan anak kita? Anak kita butuh dengan Nyaman, Senang, Gembira sebab anak memiliki dunia yang berbeda. Tetapi apa yang akan kita ajarkan tetap tersampaikan kepada anak didik.
Dengan Pelatihan BCM ini diharapkan ustadz ustadzah bisa mengajar dengan menyenangkan. Harapan pelatihan ini agar setiap ustadz Ustadzah bisa berkisah di depan santri, sehingga santri senang untuk Istiqomah mengaji.
“LPPDSDM punya rencana untuk membuat wadah guru mengaji yang ahli berkisah untuk anak, gerakan 1 desa 1 guru ngaji yang bisa berkisah, ” ungkap pengasuh Ponpes Safinda ini dengan senyum menyenangkan.
Hal tersebut juga di amin kan oleh ketua umum DPD BKPRMI Kabupaten Banyuwangi Achmad Sururuddin, SE., M.Si mengatakan, “Oleh karena itu setiap anak memerlukan permainan adalah dunia anak yang sejati. Bermain merupakan kegiatan santai, menyenangkan tanpa beban yang menghasilkan sesuatu. Dari sini timbul suatu pertanyaan bagaimana cara kita mengajar? Tugas Guru/Ustadz adalah membantu orang belajar dengan cara memanfaatkan sikon lingkungan penuh kearifan sehingga murid/santri dapat belajar dengan mudah. Selamat menimba ilmu, dan diaplikasikan pada saat mengajar, “tutur Sururudin.
Anak dapat belajar ketika nyaman, menyenangkan, gembira, Bermain sambil Belajar. Adapun Fungsi permainan : (a) Membangun kreativitas anak, (b) Sarana mengenal lingkungan, (c) Sarana pendidikan emosi, (d) Sebagai hiburan dan selingan dari kejenuhan, (e) Belajar bekerjasama dengan orang lain, (f) Sebagai media penyampaian pesan.
Selain mengajak bermain dengan game game mendidik, ada jurus kedua yang diberikan Ustadsz Wuntat yakni bercerita, dengan mengutip akhiran ayat dari QS. Al A’raf ayat 176, “Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” Ada banyak cerita dan kisah teladan yang dapat dijadikan rujukan dan “senjata ampuh” untuk mengambil hati anak peserta didik. Setelah anak merasa senang dan cocok dengan gurunya, disitulah mulai proses mentransfer ilmu dapat dilakukan dengan baik. Karena seorang anak yang kurang mengenal gurunya, akan sulit untuk menerima pelajaran dari sang guru.
Cerita mempunyai fungsi antara lain : (1) Sarana kontak batin antara ustadz/ah dengan santri. (2) pendidikan imajinasi/ fantasi. (3) pendidikan emosi (perasaan), (4) media penyampaian pesan/ nilai-nilai agama. (5) membantu proses identifikasi diri/ perbuatan. (6) memperkaya pengalaman batin. (7) hiburan/ penyegaran & penarik perhatian.
Lebih lanjut Ustadz Wuntat menyampaikan Bagaimana cara bercerita dengan baik : (1) Total, (2) satukan perhatian anak, (3) visualisasi gerak/ peragaan (akting), (4) Ekspresif, (5) ilustrasi suara, suara lazim & tak lazim : a. suara asli, b. suara besar dan suara kecil, c. suara hewan, d. suara kendaraan, dll. (6) media atau alat peraga, (7) Humor.
Pamungkas yang paling disenangi anak adalah menyanyi. Seorang guru/ustadz-ustadzah harus Memilih lagu yang tepat untuk anak dengan Meneliti syair dan tema lagu.
Lagu yang diajarkan di lembaga pendidikan Islam haruslah mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Ustadz/ah harus pandai memilih lagu-lagu yang bertemakan Islami. Maka dalam memilih lagu, ustadz/ah harus meneliti syair dan teksnya terlebih dahulu. Ada banyak lagu anak yang bisa kita ajarkan, beberapa lagu kita ambil dari Nasyid dan beberapa lagu bisa kita sadur sendiri. Terakhir ustadz asal Yogjakarta ini berpesan kepada 350 peserta pelatihan BCM.
“Ciptakan suasana belajar yang bergembira dalam mengajar, agar kita menjadi pendidik yang dicintai murid murid kita, “ungkapnya.
Salah satu peserta dari TPA Al Amien Gambiran ustadz Angga menyampaikan banyak terima kasih kepada DPD BKPRMI Banyuwangi khususnya LPPD SDM yang telah menyelenggarakan pelatihan BCM ini. Juga kepada Ustadz Wuntat yang sangat luar biasa, terima kasih atas ilmunya, semoga ini bisa menjadi bekal untuk lebih bervariasi dalam proses pembelajaran. Ustadz Angga juga menyampaikan harapan untuk lebih sering lagi diadakan pelatihan lainnya untuk upgrade pengetahuan ustadz/ustadzah.
(Q’Nin/AWN/JN)