Radarbanyuwangi.id – Salah seorang warga Desa Aliyan, Sapuan, 57, mendadak tubuhnya tergelepar ke tanah. Tingkahnya aneh menyerupai kerbau yang sedang mandi lumpur. Tatapan matanya kosong, suaranya mengerang seolah ada yang ingin disampaikan pada Selasa (18/6) malam.
Tak berselang lama, satu persatu tetangga Sapuan bedatangan dan rumahnya jadi ramai. Salah satu keluarga Sapuan menghubungi Kepala Desa Aliyan Agus Nurbani Yusuf untuk melaporkan kesurupan tersebut.
“Saya diberi pesan agar ritual adat keboan Aliyan diadakan,” kata Agus Nurbaini Yusuf menirukan pesan Sapuan saat kesurupan.
Pesan lain yang disampaikan leluhur melalui mediator Sapuan, terang Agus, dalam ritual adat keboan itu juga minta untuk dilaksanakan selamatan kampung. “Saat slametan itu warga harus makan bersama-sama,” terangnya. tersebut.
Usai menyampaikan pesan itu, Sapuan yang sedang kerasukan roh leluhur itu minta diantarkan ke kediaman Hanipan, salah satu pawang keboan. Sesampainya di rumah pawang tersebut, Sapuan kembali disadarkan. “Pak Sapuan digambuhi oleh Pak Hanipan,” cetusnya.
Bagi warga Aliyan, terang dia, warga yang kesurupan bukan hal yang aneh. Apalagi, kini memasuki bulan Sura dalam kalender Jawa, atau Muharam dalam kalender Hijriah.
“Sementara yang kesurupan baru satu orang, ini pertanda tradisi Keboan segera digelar. Biasanya semakin mendekati akan banyak warga yang kesurupan,” jelasnya.
Upacara adat Keboan di Desa Aliyan, rencananya akan dilaksanakan pada Minggu atau 14 Juli mendatang. Rangkaian acaranya tidak jauh berbeda dengan penyelenggaraan setiap tahunnya.
“Warga menyambut tradisi Keboan dengan gegap gempita. Setiap dusun juga akan membuat lawang kori atau gapura dari bambu,” katanya.(ddy/abi)