Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Loncat dari Motor, Siswi SMPN 1 Banyuwangi Lolos dari Penculikan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

yunda-intana-di-rumahnya-di-lingkungan-ujung-kelurahan-kepatihan-banyuwangi

Lihat Mapolsek Langsung Nekat Meloncat dari Motor

PAGI itu Yunda tidak masuk sekolah seperti biasa. Ketika teman-temannya masuk kelas dan belajar bersama guru, dia hanya berada di rumah. Siswi kelas VII A SMPN 1 Banyuwangi itu masih belum bisa melupakan tragedi yang nyaris membahayakan hidupnya.

Pihak sekolah juga sudah memberikan  izin Yunda tidak masuk. Selama satu minggu ini dia diizinkan istirahat untuk memulihkan kondisi fisik dan psikis setelah insiden penculikan tersebut. Saat ditemui di rumahnya Kamis lalu (16/9), Yunda sudah dalam kondisi  lebih baik daripada sebelumnya.

“Sudah baikan kok, Mbak. Pada saat pertama kali ditemukan itu badannya penuh lebam dan di lehernya masih berbekas luka cekikan,” ujar Naruji, 42, ayah Yunda. Naruji mengatakan, pelaku penculikan anaknya bernama Atim, 28.

Lelaki tersebut sebenarnya sudah dikenal baik oleh keluarga Naruji. Sebab, mereka pernah menjadi tetangga dekat selama bertahun-tahun. Namun, sudah lama Atim pindah ke daerah lain. Nah, belakangan ini Atim sering berkunjung  ke rumah Naruji di Lingkungan Ujung, Kelurahan  Kepatihan.

Bahkan, pada Sabtu pekan lalu (10/9), satu hari sebelum kejadian, Atim menginap di  pos kamling depan rumah Yunda. Pada pagi harinya (11/9), tepat pukul 07.30,  Atim meminta izin kepada Naruji untuk membawa Yunda berjalan-jalan ke Pantai Boom.

Dia mengajak jalan-jalan Yunda karena  saat itu bertepatan dengan hari Minggu, yakni  hari libur sekolah. Tanpa rasa curiga dan percaya penuh kepada  pelaku, Naruji mengizinkan anaknya pergi   bersama Atim. “Saya tidak curiga sedikit pun,  Mbak. Karena selain dia dulu pernah jadi   tetangga dekat, tempat yang dituju (pantai Boom) juga dekat dari rumah,” ujar Naruji.

Pukul 09.00 ibunda Yunda yang baru selesai  mencuci di rumah tetangga bertanya kepada Naruji di mana keberadaan anaknya. Naruji  menjawab Yunda sedang pergi bersama Atim ke Pantai Boom. Setelah ditunggu sampai pukul  11.00, Atim dan Yunda tak kunjung pulang.

Akhirnya Naruji memutuskan menyusul Atim dan Yunda ke Pantai Boom. Sampai di pantai tersebut Naruji memanggil Yunda sebanyak tujuh kali melalui petugas Informasi. Namun, Yunda dan Atim tak kunjung datang. Akhirnya, Naruji beranggapan bahwa Yunda dan Atim memang tidak ada di Pantai Boom.

Tidak putus asa, Naruji berusaha mencari putrinya ke Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo.  Dia masih beranggapan bahwa ada kemungkinan Atim membawa Yunda ke Pulau Santen, karena jarak Pantai Boom dan Pulau Santen  tidak terlalu jauh.

Namun, lagi-lagi hasil pencarian Naruji di Pulau Santen nihil. Saat itu  nomor telepon seluler (ponsel) Atim sedang dalam keadaan tidak aktif.  Sementara itu, Yunda mengaku dirinya sudah  dibawa ke banyak tempat oleh Atim. Salah  satunya, dia dibawa ke sekitar kawah Gunung  Ijen.

“Saya tidak diberi makan dan minum seharian, Mbak. Katanya, dia mau bawa saya ke rumah pacarnya, tapi saya malah langsung  di bawa ke kosnya. Saya sempat diajak menikah,  tapi saya tidak mau. Saya mbantah terus. Ya itu, saya kemudian dibanting. Setiap kali saya  minta pulang, dia tidak segan mencekik dan  memukul saya,” jelas Yunda.

Pada tengah malam kira-kira pukul 23.30, Atim membawa Yunda menggunakan motor melewati wilayah Kecamatan Kapongan, Kabupaten Situbondo. Ketika motor sedang berhenti di lampu merah tak jauh dari mapolsek, saat itulah Yunda nekat meloncat dari motor  yang dikendarai bersama Atim.

Dia langsung berlari menyelamatkan diri.  Yunda berhasil selamat, meski badannya  penuh bekas luka lebam akibat pukulan yang di layangkan Atim. Saat itu juga Yunda  langsung dibawa ke Polsek Kapongan oleh  polisi yang ke betulan sedang bertugas di  dekat lokasi kejadian.

Polisi langsung membawa Yunda ke rumah   sakit terdekat. Hasil pemeriksaan medis  diketahui luka yang dialami Yunda tidak terlalu  serius. Namun, cekikan yang dilakukan Atim nyaris memutus pita suara Yunda.  Sementara itu, setelah Yunda meloncat dari motor, Atim langsung kabur dengan motornya.

Hingga saat ini, dia masih dalam  pencarian polisi.  Beberapa teman sekolah, guru, dan kepala SMPN 1 Banyuwangi, sempat mengunjungi  Yunda beberapa hari lalu. Mendengar cerita  pilu itu, mereka meneteskan air mata. Tidak terkecuali kasek yang mendampingi teman- teman Yunda.

Selain memberikan dorongan semangat, teman-teman satu sekolahnya juga memberikan bantuan sepeda pancal untuk Yunda. Mereka sengaja urunan melalui program Siswa Asuh  Sebaya untuk membeli sepeda pancal tersebut. Sebab, selama ini Yunda sering perangkat dan pulang sekolah berjalan kaki. (radar)