GENTENG – Minat warga terhadap pakaian baju bekas bos (babebo) ternyata masih cukup tinggi. Apalagi, saat menjelang Lebaran ini sejumlah pedagang pakaian yang dijual obral itu menunjukkan peningkatan.
Salah satu penjual pakaian babebo, Nur Khotib, 42, yang mangkal di timur Masjid Jami Baiturrahman di Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, itu mengatakan selama bulan Puasa peningkatan pembeli mencapai 100 persen dibandingkan hari biasa. Dalam sehari dia bisa mengantongi uang hingga Rp 5 juta.
“Alhamdulillah mencapai Rp 5 juta. Biasanya cuma sampai Rp 3 juta,” ucapnya. Warga yang datang ke tempatnya itu separo lebih pembeli baru. Sebagian pembeli merupakan anak muda yang gemar menjual ulang pakaian melalui media sosial.
“Ada pelanggan dan ada yang baru. Yang banyak datang itu ABG tapi tidak mesti beli,” katanya. Menurut Khotib, salah satu daya tarik babebo itu adalah harga yang miring. Dia mencontohkan, kaus yang dijual itu harganya mulai Rp 25 ribu untuk semua jenis dan merek. Atau jaket dengan harga Rp 150 ke bawah. Jika pembeli jeli, bisanya mereka akan mendapat merek yang cukup mahal.
“Pinter-pinteran milih, pembeli itu yang dicari merek-merek yang dipakai pemain bola,” ucapnya. Sementara itu, di kalangan pembeli alasan memilih babebo dibandingkan baju baru di toko pakaian karena harga yang sangat miring. Selain itu, tidak jarang bisa mendapatkan pakaian baru dan bermerek.
“Kualitas lebih bagus dari yang di toko,” cetus Danu, 35, salah satu pembeli. Pembeli lainnya, Nadaleo, 17, salah satu siswa SMAN Cluring itu mengaku memilih babebo untuk mencari pakaian branded yang dijual dengan harga miring.
Barang-barang yang di dapat itu nanti akan dijual lagi kepada teman-temanya melalui media sosial. “Saya mencari yang bermerek, biasanya dapat lalu saya jual lewat Instagram,” cetusnya. (radar)