Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pertama di Indonesia, Bus Dilengkapi WiFi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pertmaaPeluncuran dua unit bus bandara membawa angin segar bagi penumpang pesawat di Bandara Blimbingsari. Selama ini, penumpang pesawat sering mengeluhkan minimnya transportasi dari dan menuju bandara di Kecamatan Rogojampi tersebut.

SAAT setelah dua unit bus resmi diluncurkan, saya bersama fotografer Jawa Pos Radar Banyuwangi berkesempatan menjadi penumpang pertama perjalanan perdana bus ban tuan Kementerian Perhubungan RI tahun 2012 itu. Dua bus yang di luncurkan itu memiliki rute yang berbeda. Satu bus bergerak ke arah selatan dengan rute Blimbingsari, Srono, Jajag, dan terakhir di Terminal Kecamatan Genteng.

Satu unit bus lagi bergerak ke arah utara de ngan rute Bandara Blimbingsari, Ka bat, Banyuwangi, dan terakhir di Terminal Sri Tanjung di Desa Ke ta pang, Kecamatan Kalipuro. Kami berkesempatan mencoba bus Hino tipe Dutro produksi 2012 yang masih kinyis-kinyis itu dengan ju rusan ke arah utara. Kesan pertama saat menaiki bus tersebut; cukup bersih dengan sejumlah fasilitas yang tersedia. Bus yang memiliki kapasitas 17 tempat duduk itu dilengkapi sejumlah fasilitas yang tidak ada di transportasi umum lain.

Selain di lengkapi pendingin ruangan atau AC, bus itu juga dilengkapi kursi reclining seat, audio/video, dan TV 14 inc yang siap memanjakan penumpang Beberapa fasilitas itu mungkin sudah bisa ditemukan pada angkutan umum lain. Yang tidak ada di bus lain, dua bus itu dilengkapi WiFi yang selalu on. Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk, Arief Yahya, mengklaim dua unit bus itu merupakan bus bandara pertama di Indonesia yang dilengkapi fasilitas WiFi.

Saat ini, bus bandara di Indonesia belum di lengkapi WiFi. “Bus bandara pertama yang dilengkapi WiFi seperti ini, baru ada di Banyuwangi,” papar Arief. Dengan fasilitas WiFi tersebut, pe numpang dua bus itu bisa mengakses in ter net sepanjang perjalanan secara gratis. Perjalanan Blimbingsari-Banyuwangi di tempuh dalam waktu 25 menit. Sepanjang perjalanan, selain dimanjakan fasilitas WiFi gratis, kami bersama pe numpang lain juga dihibur alunan musik lokal Ba nyuwangi.

Walau perjalanan cukup singkat, fotografer koran ini sempat tertidur. Kondisi bus yang nyaman dan udara cukup dingin itu membuat setiap orang yang ada di dalam bus itu mengantuk. “Nggak terasa, saya tadi ter tidur,” ucap Galih Cokro, fotografer Jawa Pos Radar Banyuwangi. Walau fasilitas WiFi diberikan secara gratis, tapi pelayanan dua bus yang dikelola Perum Damri itu tidak gratis. Penumpang bus bandara dikenakan tarif sebesar Rp 20 ribu.

Dengan tarif Rp 20 ribu, penumpang bisa menggunakan fasilitas WiFi sepuasnya. Jam angkut bus itu menyesuaikan jam keberangkatan pesawat di Bandara Blimbing sari. Setelah mengangkut calon penumpang ke bandara, bus itu juga akan  mengangkut penumpang pesawat yang baru mendarat di Blimbingsari. Kepada pengelola dua bus itu, Dirjen Per hubungan Darat Soeroyo meminta agar memperhatikan kualitas pelayanan.

Soeroyo mewanti-wanti agar pengelola tidak menghitung untung-rugi, tapi mengutamakan kualitas. “Jika nanti rugi, sampaikan. Saya akan ganti, utamakan kualitas pelayanan kepada masyarakat Banyuwangi,” tegas Soeroyo. Bus bandara itu tidak melayani pe num pang umum. Dua bus bandara ini hanya akan mengangkut calon dan penumpang pesawat di Bandara Blimbingsari. Rute per jalanan dua bus ini sudah ada. Walau melewati rute angkutan bus umum, tapi dua bus itu tidak akan menaikkan penumpang. (radar)

Kata kunci yang digunakan :