Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Produksi Susu Segar 78 Ribu Liter

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Satu Bulan Hasilkan Uang Rp 335 Juta

BANYUWANGI – Meski DPRD menilai eksekutif tidak serius menggarap program sapi perah, tapi tren produksi susu sapi perah di Banyuwangi terus meningkat setiap tahun. Saat ini Banyuwangi mampu produksi susu segar 5.200 liter setiap dua hari sekali atau sekitar 78 ribu liter setiap bulan.

Dalam satu bulan, peternak memerah susu sebanyak 15 kali. Peternak tidak memerah susu setiap hari karena produsen susu mengambil susu produksi peternak Banyuwangi setiap dua hari sekali. “Peternak menyesuaikan dengan pengiriman susu ke pabrik itu, sehingga memerah setiap dua hari sekali,” ungkap Kepala Dinas Peternakan, Heru Santoso.

Produksi 78 ribu liter itu, ungkap Heru, berasal dari tiga sentra ternak sapi perah, yakni Kecamatan Licin, Purwoharjo, dan Bangorejo. Rinciannya, Kecamatan Licin mampu memproduksi susu segara setiap dua hari sebanyak 900 liter atau sekitar 13.500 setiap bulan.

Kecamatan Purwoharjo sebanyak 2600 liter per dua hari atau sekitar 39 ribu liter setiap bulan. Kecamatan Bangorejo mampu memproduksi susu segar sekitar 1700 liter setiap dua hari atau sekitar 25.500 liter per bulan.  “Awalnya tiga sentra sapi perah itu hanya bisa produksi 300 liter setiap dua hari.

Setiap tahun tren produksi susu kita terus naik,” ungkap Heru. Produksi susu segar Banyuwangi terserap dua pabrik susu. Produksi  susu asal Kecamatan Licin dan Purwoharjo dikirim ke PT. Indolakto (Indomilk) sebanyak 3.500 liter setiap dua hari, dan PT. Nestle Indonesia sebanyak 1.700 liter.

“Susu produksi Banyuwangi itu dihargai Rp 4.300 per liter,” sebut Heru. Sehingga, produksi susu peternak sapi perah Banyuwangi yang terserap pabrik setiap dua hari sekali bernilai Rp 22,36 juta atau sekitar Rp 335,4 juta setiap bulan. “Sampai tahun 2015, populasi sapi perah di Banyuwangi mencapai 1.500 ekor,” katanya.

Populasi sapi perah, lanjut Heru akan terus bertambah. Sebab, pemerintah daerah terus berupaya mencari bantuan stimulus dari Pemprov Jatim dan pusat demi menambah populasi sapi perah. Pada tahun 2013 APBD Pemprov Jatim mengucurkan bantuan induk sapi perah impor sebanyak 20 ekor untuk satu kelompok.

Pada tahun 2014, beber Heru, Pemprov Jatim mengucurkan bantuan sapi untuk dua kelompok ternak sebanyak 40 ekor. Pada tahun yang sama, APBN melalui Kementerian Perdagangan juga mengucurkan bantuan sapi perah lokal untuk satu kelompok sebanyak 20 ekor.

Untuk APBD Banyuwangi tahun 2014 juga mengucurkan bantuan sapi perah untuk satu kelompok sebanyak 19 ekor. “Kita juga mendapat bantuan hibah pakan ternak untuk sapi perah dari APBN senilai Rp 1,2 miliar,” ujar mantan sekretaris DPRD itu.

Pada tahun 2015, tambah Heru, pihaknya juga sedang berusaha mendapatkan bantuan ternak untuk menambah populasi sapi perah di Banyuwangi. Jika jumlah populasi bertambah, maka produksi susu segar secara otomatis akan bertambah. (radar)