Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Suami “Ratna Permata Sari” Mendadak Tinggalkan Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Gantung-Diri

BANYUWANGI – Penyidik Polsek Kota Banyuwangi terkesan gegabah mengusut kematian Ratna Permata Sari yang  ditemukan menggantung  di kusen rumahnya pekan lalu. Meski belum terungkap penyebab pasti kematian  warga Perumahan  Sobo Blok H 02 tersebut, penyidik telah mengizinkan suami Ratna, Cahyo Laksono,  meninggal kan Banyuwangi.

Padahal, sejak awal, penyidik telah menaruh kecurigaan terhadap Cahyo. Sejak dua hari lalu, suami Ratna tersebut telah mengajukan izin kepada penyidik untuk pergi ke Sumatera.  Terang saja, kepergian Cahyo  ini langsung memantik reaksi dari penasihat hukum keluarga Ratna, Suwandi.

“Kami bukannya protes, tapi jangan diperkenankan dulu meninggalkan Banyuwangi. Keterangannya  masih diperlukan penyidik  untuk mengungkap siapa  dalang dari kematian tidak wajar Ratna,’’ tegas Suwandi kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Terkait kasus ini, kemarin malam Suwandi telah menemui Kapolsekta  Banyuwangi AKP Ketut Redana  dan Kanistreskrim Ipda Masykur. Semua fakta terkait kematian Ratna sudah disampaikan kepada penyidik, termasuk adanya kejanggalan TKP gantung diri ibu dua  anak tersebut.

“Dalam waktu dekat kami juga akan menemui Kepala Instalasi Kedokteran Kehakiman (IKK) RSUD Blambangan untuk menjelaskan hasil otopsi korban,’’  imbuh pengacara berambut gondrong tersebut. Diperoleh keterangan, Cahyo  Laksono pergi ke luar kota, yakni  ke Sumatera. Padahal status dia  adalah seorang saksi yang harus wajib lapor ke Polsek Banyuwangi.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsekta Banyuwangi, AKP I Ketut Redana mengaku belum menerima laporan terkait keinginan Cahyo Laksono tersebut hendak pergi ke Sumatera. Jika memang benar adanya, pihaknya tidak akan memberikan  izin terkait rencana Cahyo yang  ingin pergi ke luar kota lantaran statusnya masih saksi wajib lapor.

”Perlu dipertanyakan kalau begitu niatnya. Tapi belum ada laporan ke pihak kami terkait hal itu, akan  kami cek dulu,” tegas Ketut. Ketut meminta kepada masyarakat untuk ikut mengawasi keberadaan suami korban. Apabila terjadi sesuatu yang mencurigakan bisa langsung segera dilaporkan kepada pihak Polsek Banyuwangi.

Sebab, dengan adanya niatan  Cahyo pergi keluar kota tentu mem buat pertanyaan besar, mengingat  status dia saat masih wajib lapor. ”Masyarakat saya minta juga ikut mengawasi,” serunya. Sekadar tahu, motif tewasnya Ratna Permata Sari warga Perumahan Sobo Blok H-02, Banyuwangi  yang ditemukan gantung diri di kusen dalam rumahnya   masih belum terungkap hingga saat ini.

Polsek Banyuwangi sampai saat ini masih belum bisa memastikan apa motif dari tewasnya Ratna yang temukan gantung diri ini.  Ratna ditemukan tak bernyawa  dengan cara gantung diri Selasa (21/6), sebelum waktu berbuka  puasa.

Korban ditemukan tergantung di kusen pintu kamar rumahnya dengan sebuah kain yang mengikat di sebuah kusen kamarnya. Dari hasil otopsi yang dilakukan oleh tim dokter, ada fakta menarik terkait tewasnya ibu dua anak tersebut.

Tim dokter menyebutkan,  jeratan yang ada di leher korban saat ditemukan gantung diri bukan karena beban tubuh selayaknya orang gantung diri. Dokter Instalasi Kedokteran Kehakiman (IKK) RSUD Blambangan, dr. Solakhudin, menjelaskan, pemeriksaan luar ditemukan sebuah simpul mati di leher sebelah kiri  korban, tepatnya di bawah telinga. Kemudian ditemukan juga dari  bekas jeratan kain yang ada di leher korban.

”Jeratan alurnya bukan vertikal seperti orang gantung diri pada umumnya. Tapi jeratanya diagonal. Pemeriksaan dalam kami tidak menemukan patah tulang leher,’’ jelas Solakhudin kala itu.

Meski tim dokter sudah menjelaskan penyebab tewasnya Ratna bukan seperti orang gantung diri,  namun hingga sepekan lebih kasus  ini terjadi, pihak Polsek Banyuwangi belum berani menentukan motif pasti tewasnya ibu rumah tangga yang berdomisili di Kelurahan Lateng dan Sobo tersebut. Polisitidak mau gegabah langsung menentukan bahwa Ratna tewas karena dibunuh. (radar)