SINGOJURUH – Jembatan di jalan raya Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Singojuruh yang menghubungkan dengan Desa Singolatren, Kecamatan Singojuruh, sudah jebol lagi kemarin (1/12). Padahal, jembatan itu baru selesai diperbaiki tiga bulan lalu.
Perbaikan jembatan dengan dana swadaya masyarakat itu, kualitasnya memang kurang maksimal karena anggaran yang terbatas. Warga sendiri juga ragu akan kemampuan jembatan, karena kendaraan yang melintas cukup ramai. Keraguan warga itu terbukti, baru tiga bulan dibangun, jembatan yang sering dilewati kendaraan berat itu kembali jebol.
“Memang harus diganti box culvert, tapi kalau menunggu bantuan dari pemkab juga lama. Warga memperbaiki secara swadaya,” ujar Suparlan, 52, warga setempat. Setelah selesai diperbaiki pada 28 Agustus 2016 lalu, terang dia, warga sebenarnya berharap pemerintah segera turun tangan.
Sebab, kendaraan yang melintas di jalur penghubung Desa Singojuruh dan Desa Singolatren tersebut bebannya cukup berat, bahkan melebihi tonase. Dump truck bermuatan pasir, juga banyak melintas di jembatan itu. Jembatan yang jebol lagi itu merupakan akses jalan raya satu-satunya yang menghubungkan Desa Singolatren dan Desa Padang menuju Desa Singojuruh.
“Sebetulnya ada jalan lain, tapi jaraknya lumayan jauh,” jelas Suparlan, warga lainnya. Akibat jembatan yang jebol lagi itu, arus lalu lintas di jalur itu terganggu. Kendaraan roda empat tidak bisa melintas, mereka harus memutar dengan melewati Desa Cantuk atau lewat Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh dengan jarak tempuh sekitar lima kilometer.
Selama jembatan itu rusak, kerap menyebabkan kecelakaan, terutama pada malam hari. Pengendara motor banyak yang jatuh karena tidak mengetahui medan, di tempat itu minim lampu penerangan jalan umum (LPJU). Jembatan yang jebol itu, kini hanya bisa dilewati oleh motor, itu pun harus bergantian. Warga berharap, pemerintah segera memperbaiki jembatan tersebut.
“Jembatan itu satu-satunya akses dari Desa Padang dan Desa Singolatren menuju kantor Kecamatan Singojuruh,” katanya. (radar)