Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Tragis! Diduga Dianiaya, Pengamen Asal Songgon Meninggal di Rumah Sakit

Kapolsek Genteng, Kompol Sumartono, saat menunjukan barang bukti berupa bata merah yang diduga digunakan untuk menganiaya korban
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Kapolsek Genteng, Kompol Sumartono, saat menunjukan barang bukti berupa bata merah yang diduga digunakan untuk menganiaya korban.

BANYUWANGI – Diduga dianiaya oleh temannya sesama pengamen, Wahyu (27) pemuda asal Desa Sragi, Kecamatan Songgon, meninggal dunia sesaat setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Al Huda Genteng.

Kapolsek Genteng, Kompol Sumartono menjelaskan, penganiayaan tersebut terjadi Selasa (21/11) sekitar pukul 11.00 WIB.

Pelaku penganiayaan yang saat ini sudah diamankan oleh Polisi diketahui berinisial DI alias Kok (23) warga Desa Kembiritan, Genteng. Ia nekat menghajar karena sakit hati karena ditinggal pulang oleh korban saat di Kalibaru.

“Pelaku sakit hati karena ditinggal saat minum miras di wilayah Kalibaru, pelaku akhirnya menemui korban yang saat itu berada di pertigaan Tawang Alun Genteng, lalu dihajar oleh pelaku,” ungkap Sumartono.

Pihak Kepolisian, lanjut Sumartono, awalnya pada Kamis (23/11) sekitar pukul 09.30 WIB, mendapat kabar dari pihak rumah sakit, bahwa ada seorang warga bernama Wahyu meninggal dunia dalam perawatan tanpa ada penanggung jawabnya.

Nah, setelah mendatangi rumah sakit, polisi melihat CCTV dan mengetahui korban ke rumah sakit diantar oleh tukang ojek yang biasa mangkal di pertigaan Tawang Alun, Setail, Kamis pagi sekitar pukul 06.25 WIB.

“Setelah kami temui tukang ojek tersebut, ia mengakui bahwa korban diantar ke Rumah sakit karena mengeluh sakit dibagian dada, tukang ojek tersebut juga bilang bahwa sebelumnya korban terlibat perkelahian dengan teman sesama pengamen,” jelas Sumartono.

Saksi juga bilang kalau pelaku yang saat itu dalam pengaruh minuman keras sempat mengancam korban dengan membawa batu batu bata.

“Saat ini, kami masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku dan saksi. Kami masih menunggu hasil otopsi dari RSUD Blambangan. Setelah itu baru bisa kita pastikan penyebab kematian korban,” ucapnya.

Sementara itu, menurut dr. M Iszak K selaku dokter yang memberikan penanganan awal, korban sempat diberikan bantuan oksigen serta dibantu alat pacu jantung.

“Bahkan korban sempat lama di kamar mandi, namun setelah keluar dan diminta berbaring korban langsung muntah, kemudian saya dengan dokter senior saya yang juga datang kita periksa pupil mata dan kita pacu jantungnya. Namun takdir berkehendak lain, yang bersangkutan meninggal dengan kondisi henti jantung,” papar dokter muda itu.