Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Warga Berebut Tumpeng Raksasa

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SRONO – Ratusan warga Dusun Pekulo, Desa Kepundungan, Kecamatan Srono, memperingati pergantian malam tahun baru Islam 1437 Hijriah, sore kemarin. Warga menggelar ritual arak-arahkan tumpeng. Acara yang diberi nama Gerebeg Tumpeng Suro tersebut dilangsungkan kali keempat di dusun tersebut.

Tumpeng Grebeg Suro berukuran raksasa itu berisi hasil bumi, di antaranya buah-buahan dan palawija. Selanjutnya, tumpeng itu diarak keliling menyusuri jalan-jalan kampung oleh warga  setempat. Ketua Panitia Grebeg Tumpeng Suro, Andre Subandriyo, 52 mengatakan, kegiatan itu merupakan perwujudan rasa syukur warga dalam rangka menyambut pergantian tahun baru Islam atau Suro dalam kalender Jawa.

Dengan arak-tarakan tumpeng Gerebeg Suro, mereka berharap  di tahun mendatang kampungnya diberi berkah dan rejeki yang melimpah. “Ini wujud syukur kami atas limpahan rejeki se lama setahun ini,” katanya.

Grebeg Tumpeng Suro tersebut maupakan sebuah perwujudan masyarakat Dusun Pekulo yang mayoritas bermata pencaharian hasil bumi yang ada di dusun tersebut di panen untuk di buat tumpeng raksasa dan diperebutkan oleh seluruh pengunjung yang hadir.

Menariknya, usai diarak keliling kampung, tumpeng berukuran besar berisi hasil bumi itu langsung diperebutkan warga untuk dimakan dan dibawa pulang. “Kami senang bias berebut makanan Tumpeng Grebeg Suro ini, rasanya lebih nikmat,” ujar Herlina, 32, salah satu pengunjung asal Desa Parijatah Wetan, Kecamatan Srono.

Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Paritvisara Banyuwangi Choliqul Ridho mengapresiasi kegiatan tradisi Grebeg Tumpeng Suro yang dilakukan masyarakat  Dusun Pekolo, Desa Kepundungan, Kecamatan Srono tersebut.

Dalam kegiatan itu, partisipasi masyarakat sangat besar. Selain itu ukuran tumpeng raksasa berisi hasil bumi tersebut baru kali pertama ditemukan di Banyuwangi. Pasalnya, tumpeng-tumpeng serupa hanya ada dan biasa dijumpai diwilayah Kediri, Solo dan Jogja.

” Cukup menarik bagi wisatawan, dan  bahkan untuk  sangat memungkinkan  untuk dimasukkan kalender wisaita Banyuwangi,” tandasnya. (radar)