SINGOJURUH – Proyek pembangunan jembatan Sembrani di Dusun Sukorejo, Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh, diprotes warga setempat, Sabtu lalu (19/6). Belasan warga datang ke lokasi proyek dan memprotes bahan yang dibuat pengecoran.
Salah satu tokoh masyarakat setempat, Rahwat, 56, mengatakan pelaksanaan pengecoran proyek jembatan Sembrani itu banyak ditemukan kejanggalan. Untuk pengecoran dilakukan dua kali dalam waktu cukup lama. “Awalnya ngecor glagar dan terlihat ada lendutan lalu oleh pekerja diberi steger,” katanya.
Satu pekan kemudian, terang dia, baru dilakukan pengecoran untuk plat (permukaan) jembatan. “Mestinya itu pengecoran dilakukan bersamaan dan sekaligus, tidak putus-putus hingga berhari hari seperti ini,” katanya. Rahwat juga menuding pengecoran untuk glagar dan plat jembatan diduga campurannya tidak sesuai standar.
Dari hasil pengamatan warga di lokasi, campuran cor jembatan itu menggunakan 1,5 timba semen, tujuh timba pasir, dan sembilan timba batu koral. Padahal panjang bentang jembatan itu lebih dari delapan meter. “Campuran itu apa layak, bentangannya cukup panjang,” ujarnya.
Anehnya itu, sebut dia, beberapa kali pelaksanaan pengecoran jembatan itu tidak pernah ada pengawasan dari pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) dan pengawas proyek. “Setelah ada ribut-ribut baru datang, sebelumnya tidak pernah datang ke lokasi,” tudingnya.
Warga yang sudah sering memberi masukkan dan saran kepada mandor proyek, terang dia, malah sering kali dilawan. Bahkan, dengan nada menantang warga diminta untuk melaporkan kegiatan pelaksanaan pembangunan jembatan tersebut ke Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang (PU BMCKTR) Kabupaten Banyuwangi.
Aksi protes yang dilakukan warga itu, karena ingin kualitas pekerjaan proyek lebih baik dibanding konstruksi jembatan lama yang sudah 17 tahun lebih dibangun secara swadaya oleh masyarakat. “Sebelum diperbaiki, jembatan itu masih bagus dan layak, mending jembatan lama daripada dibangun tapi kualitasnya lebih buruk,” ungkap Sunandi, 60, tokoh masyarakat lainnya.
Kepala Dinas PU BCMKTR Kabupaten Banyuwangi, Mujiono, saat dikonfirmasi mengaku masih akan melakukan pengecekan proyek pembangunan jembatan dengan memerintahkan PPTK ke lapangan. “Kami akan cek dulu ke lokasi, hasilnya nanti akan kita sampaikan,” katanya.
Proyek pembangunan jembatan Sembrani yang dilaksanakan oleh CV Kharisma Teknika dengan anggaran Rp 195 juta itu, sebelumnya juga pernah diprotes warga. Saat itu, warga resah karena beton cor bekas jembatan dibuang ke bawah dan melintang di atas permukaan saluran sungai.
Warga khawatir, jika beton cor tersebut dibiarkan dan tidak segera dibongkar, maka akan mengganggu aliran sungai. Setelah diprotes warga, beton cor bekas jembatan itu oleh pekerja proyek akhirnya dipugar. “Pelaksana proyeknya memang bandel dan sembrono,” pungkas Biantoro, warga setempat. (radar)