Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ajang Pildacil Meriahkan Porseni MI Banyuwangi, Cetak Dai Cilik Sejak Dini

ajang-pildacil-meriahkan-porseni-mi-banyuwangi,-cetak-dai-cilik-sejak-dini
Ajang Pildacil Meriahkan Porseni MI Banyuwangi, Cetak Dai Cilik Sejak Dini

Banyuwangi, Jurnalnews.com – Bukan hanya tentang olahraga dan seni. Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-Kabupaten Banyuwangi yang digelar Kamis, 24 April 2025 di SMPN 1 Kalipuro juga menjadi panggung pembentukan karakter religius anak sejak usia dini. Salah satu cabang yang paling menyita perhatian adalah lomba pidato dai cilik (pildacil), yang sarat nilai edukasi dan spiritualitas.

Lomba pildacil ini bukan sekadar ajang unjuk kebolehan berbicara. Lebih dari itu, ia menjadi wahana pembinaan mental dan jiwa dakwah anak-anak madrasah. Para peserta menyampaikan pesan keagamaan dengan gaya khas anak-anak, namun tetap sarat makna.

Tiga dewan juri dari latar belakang akademik dan dunia literasi didaulat untuk menilai kemampuan para peserta. Mereka adalah Nurul Ludfia Rochmah (guru MAN 1 Banyuwangi), Syafaat (ASN Kementerian Agama Banyuwangi), dan Muttafaqurrahmah (dosen Untag Banyuwangi). Ketiganya juga dikenal aktif di Komite Bahasa dan Sastra Dewan Kesenian Belambangan (DKB).

Penilaian lomba mencakup berbagai aspek—dari penguasaan materi, artikulasi, hingga keberanian tampil dan kemampuan menyampaikan pesan secara menyentuh. Menurut Syafaat, lomba ini bukan hanya mencari pemenang, tetapi juga menjaring kader dai masa depan.

“Setiap tahun selalu ada kejutan. Anak-anak tampil dengan cara yang segar dan penuh semangat. Ini pertanda bahwa madrasah sukses menanamkan nilai-nilai agama sejak dini,” kata Syafaat, yang sudah tiga tahun berturut-turut menjadi juri pildacil.

Ia juga menuturkan bahwa Banyuwangi pernah menyabet juara pertama pildacil di tingkat Provinsi Jawa Timur. Dengan kualitas peserta yang terus meningkat dan semangat pembinaan yang tak kendur, ia optimistis capaian itu bisa diulang bahkan melampaui.

Yang menarik, lomba ini juga disambut hangat oleh para guru pembina dan orang tua. Dukungan mereka terlihat dari persiapan matang dan semangat yang dibawa para peserta sejak datang ke lokasi lomba.

Ajang pildacil di Porseni MI ini membuktikan bahwa pendidikan agama bisa dikemas dalam bentuk kompetisi yang menyenangkan dan mencerahkan. Bukan hanya membentuk anak yang pintar berbicara, tetapi juga anak-anak yang memiliki karakter kuat, peka sosial, dan punya semangat berdakwah.

Melalui kegiatan seperti ini, madrasah kembali menegaskan perannya sebagai benteng moral dan tempat tumbuhnya generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh dalam nilai dan spiritualitas. Banyuwangi patut berbangga, karena telah membangun tradisi dakwah sejak bangku MI.(Syaf)