Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Angkat Kearifan Lokal, Banyuwangi Gelar Lomba Unting-unting Sayur Kangkung

angkat-kearifan-lokal,-banyuwangi-gelar-lomba-unting-unting-sayur-kangkung
Angkat Kearifan Lokal, Banyuwangi Gelar Lomba Unting-unting Sayur Kangkung

ngopibareng.id

Banyuwangi Rabu, 19 November 2025 17:28 WIB

Puluhan orang mengikuti lomba unting-unting (mengikat) sayur kangkung di lapangan Kelurahan Penataban, Banyuwangi, Rabu, 19 November 2025. Lomba ini untuk melestarikan tradisi warga asli Kelurahan Penataban. Setiap hari sebagian besar ibu-ibu warga Penataban unting-unting sayur kangkung sebelum dijual di pasar.

Kelurahan Penataban merupakan salah satu sentra penghasil kangkung terbesar di kota Banyuwangi. Mayoritas warga Penataban merupakan petani sayur kangkung yang sudah turun temurun. 

Peserta lomba terbagi menjadi dua kelompok. Pertama peserta dari lokal Penataban. Kategori ini ikuti perwakilan dari RT dan RW dari seluruh Kelurahan Penataban. Kategori kedua diikuti perwakilan dari seluruh Kelurahan di Banyuwangi.

“Pesertanya 27 keluruhan, dari 28 kelurahan di Banyuwangi. Tapi pesertanya 27,  untuk Kelurahan Penataban tidak ikut,” jelas Lurah Penataban, Komariyah.

Pesertanya, mulai dari yang masih muda hingga lanjut usia. Wargapun sangat antusias menyaksikan kelihaian para peserta dalam mengikat kangkung sambil memberikan sorak sorai dukungan. Dalam lomba ini, yang menjadi penilaian adalah kecepatan, kerapian dan kebersihan.

Lomba ini, menurut Komariyah, merupakan upaya mempromosikan identitas Penataban. Penataban, menurutnya, selama ini dikenal sebagai sentra sayur kangkung dan tradisi unting-unting adalah bagian dari kehidupan masyarakat. 

“Kami ingin menunjukkan bahwa Penataban punya ikon yang tidak kalah menarik dengan daerah lain. Ini bentuk mengangkat kearifan lokal,” jelasnya.

Baca Juga

Lomba unting-unting ini diselenggarakan Asosiasi Lurah Indonesia (ASLI) Banyuwangi. ASLI berupaya mendorong kelurahan-kelurahan menggali dan mengangkat potensi dan kearifan lokal masing-masing.

Ketua ASLI Banyuwangi, Yuda Teguh Siswanto menjelaskan, kegiatan unting-unting kangkung sengaja dipilih karena menyimpan nilai budaya dan edukasi. Selama ini, masyarakat hanya tahu beli kangkung yang telah diikat di pasar. 

“Kita sering hanya tahu beli kangkung seharga dua ribu rupiah. Padahal ada proses panjang yang harus dilalui. Nah, itu yang kita gali,” katanya.

Menurutnya, ini adalah budaya, khazanah dan kearifan lokal yang perlu ditunjukkan kepada dunia. Lomba ini sekaligus sebagai edukasi dan upaya regenerasi yang untuk melestarikan kearifan lokal ini. 

“Nanti kita akan ada kelompok umur yang lebih muda. Sehingga yang muda-muda tahu caranya tahu bagaimana unting-unting kangkung yang bagus,” ujarnya

Salah satu peserta kategori lokal tampak cekatan dalam mengikat kangkung. Dia adalah Zainab, 71 tahun. Nenek Zainab ternyata sudah puluhan tahun menjadi pengikat kangkung.

“Saya sudah unting-unting sejak muda. Mungkin sudah lebih dari 30 tahun,” ungkapnya.

Like