TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Gelaran Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) 2025, tak hanya menyuguhkan rute yang menantang, tapi juga atmosfer hangat dan meriah dari masyarakat yang membuat para pembalap internasional terkesan.
Sejak etape pertama hingga kedua, dukungan masyarakat di sepanjang jalur balapan menjadi pemandangan yang mencuri perhatian.
Di berbagai titik rute, warga tumpah ruah ke pinggir jalan, mengibarkan bendera, meneriakkan yel-yel semangat, memainkan musik tradisional, drumband, hingga membentangkan spanduk dukungan.
Anak-anak sekolah, petani, hingga para pelaku UMKM terlihat antusias menyambut 99 pembalap yang tergabung dalam 20 tim dari puluhan negara yang berpartisipasi di ajang balap sepeda satu-satunya di Indonesia yang masuk dalam kalender resmi Union Cycliste Internationale (UCI).
Masyarakat membludak di area finis ajang TdBI 2025. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)
“Saya sangat senang. Ini luar biasa. Sambutan masyarakat seperti ini tidak banyak ditemukan di event negara-negara asia,” kata Jeroen Meijers, pembalap asal Belanda dari tim Victoria Sports Pro Cycling yang berhasil meraih Ijen Sulfur Jersey atau Yellow Jersey, Selasa (29/7/2025).
Hal senada juga diungkapkan oleh Nicolo Petiti, pembalap asal Italia yang tergabung di tim Swatt Club. Menurutnya, atmosfer yang diciptakan oleh masyarakat Banyuwangi menjadi energi tambahan tersendiri bagi para pembalap.
“Di Eropa saya tidak menemunkan antusias seperti ini. Ini benar-benar menambah support bagi kita (pembalap),” ujarnya.
Atmosfer positif yang diciptakan masyarakat Bumi Blambangan ini tak hanya memberikan kesan mendalam bagi peserta, namun juga turut memperkuat branding daerah sebagai destinasi sport tourism yang layak diperhitungkan di kancah Internasional.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyampaikan apresiasinya terhadap seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran perlombaan, khususnya aparat keamanan dan masyarakat di sepanjang rute.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh unsur keamanan yang telah bekerja keras menjaga ketertiban dan keselamatan balapan. Juga apresiasi sebesar-besarnya kepada masyarakat Banyuwangi yang sudah antusias menyambut para pembalap dengan penuh keramahan,” ujarnya.
Di sisi lain, Ipuk berharap dukungan hangat dari warga terus berlanjut di Etape-etape berikutnya, sebagai cerminan bahwa Banyuwangi bukan hanya indah secara alam, tetapi juga dikenal dengan warganya yang ramah dan bersahabat.
Dengan dua Etape tersisa, antusiasme publik diyakini akan terus membara, mengawal perjuangan para rider dari garis start hingga finis. Sebab Tour de Banyuwangi Ijen, bukan hanya soal kecepatan pembalap, tapi juga semangat kebersamaan masyarakat The Sunrise of Java. (*)
Pewarta | : Muhamad Ikromil Aufa |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |