Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bandara Bangun Menara Baru

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

bandaraROGOJAMPI – Bandara Blimbingsari di Desa Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, terus berbenah. Setelah rampung memperpanjang run way dari 1.400 meter menjadi 1.800 meter tahun lalu, kini pemerintah sedang membangun menara pengawas lalu lintas udara (LLU) senilai Rp 1,3 miliar. Sebenarnya, bandara Blimbingsari sudah memiliki tower pengawas.

Namun, menara yang sudah ada tersebut tidak memadai untuk mengawasi lalu lintas udara di kawasan tersebut. Sebab, traffi c fl ight Bandara Blimbingsari terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kepala Satker Bandara Blimbingsari, Andy Hendra Suryaka mengatakan, menara pengawas yang ada saat ini tingginya hanya dua lantai. Dalam ketentuan yang ada, menara dengan dua lantai hanya bisa digunakan bandara udara dengan panjang runway di bawah 1.600 meter.

Dengan tinggi dua lantai itu, jelas Andy, petugas menara pengawas hanya mampu mengcover kurang dari 1.600 meter Lebih dari 1.600, petugas menara tidak lagi memadai untuk mengatur dan mengawasi lalu lintas udara. Sementara, panjang runway Bandara Blimbingsari sudah mencapai 1.800 meter. Untuk Bandara yang memiliki landasan pacu di atas 1.600 meter, tower pengawas LLU harus dibangun empa lantai.

“Menara yang sedang dibangun, tingginya empat lantai,” kata Andy. Dengan bangunan empat lantai itu, jelas Andy, maka pengawas tower bisa leluasa mengawasi dan mengatur LLU dengan panjang runway 1.800 meter. Sesuai aturan yang berlaku, menara dengan empat lantai itu bisa mengawasi dan mengatur lalu lintas udara bandara dengan panjang run way di bawah 3.000 meter.

“Kalau panjang run way Bandara Blimbingsari lebih dari 3000 meter, maka harus dibangun lagi menara pengawas yang lebih tinggi lagi,” jelas Andy. Andy menjelaskan, walau penerbangan komersial di Bandara Blimbingsari baru hanya ada satu, namun traffi c penerbangan sangat padat. Dalam sehari mulai pukul 07.00 hingga pukul 17.00, pergerakan pesawat di Bandara Blimbingsari mencapai 110 hingga 140 kali. Angka pergerakan pesawat itu cukup padat dibandingkan bandara type Banyuwangi.

Untuk Jawa Timur, pergerakan pesawat di bandara Banyuwangi terpadat setelah bandara Juanda Surabaya. “Pergerakan bandara Abdul Rachman Saleh Malang saja, kalah padat dengan Bandara Banyuwangi,” tegas Andy. Tahun lalu, Bandara Blimbingsari selain memperpanjang run way juga menambah luas apron pesawat, runway lighting, dan pembangunan area parkir. “Pembangunan menara pengawas LLU itu menggunakan dana APBN 2013,” tambahnya. (radar)