Pemkab Banyuwangi kembali menggelar ‘Jagoan Digital Banyuwangi’. Program inkubasi digital bagi anak-anak muda Banyuwangi. Ajang ini rutin digelar sejak 2021. Sebanyak 75 peserta lolos seleksi memasuki mentoring offline, di Banyuwangi, Kamis sampai Jumat, 5-6 September 2024. Sebelumnya, mereka mengikuti sesi mentoring secara online.
Dalam sesi mentoring offline ini, para peserta mendapat materi tren pemograman terkini. Kurikulum materi yang diberikan di Jagoan Digital, didesain komprehensif mulai pengenalan basic programming hingga pemanfaatan teknologi digital terkini.
“Kami ingin Jagoan Digital bisa menjangkau segmen yang lebih luas. Selain menjadi inkubasi bagi bisnis startup, juga memfasilitasi anak-anak muda Banyuwangi untuk memperdalam pemograman di bidang teknologi digital,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sabtu, 7 September 2024.
Bupati menambahkan, konsep ini dipilih setelah melihat perkembangan tren teknologi digital yang terus berkembang dan seiring dengan banyaknya peluang yang bisa diambil.
Materi yang diberikan dalam sesi ini, lanjutnya, mengarahkan peserta untuk memahami bagaimana industri programming dan IT.
Founder Jagoan Banyuwangi, Dias Satria, menambahkan, pada Jagoan Digital tahun ini para peserta tidak lagi atas nama tim, melainkan individual. Banyak peserta yang berasal dari remote worker dan mereka yang bergelut pekerjaan terkait teknologi digital.
“Di awal diberikan basic untuk membangun mindset sebagai seorang IT, dan wawasan tentang teknologi artificial intelligent (AI) for engineer,” bebernya.
Peserta juga diajarkan basic algoritma sebagai dasar kreatif berpikir bagi programmer untuk mendesain sebuah produk IT yang punya manfaat. Kemudian diajarkan UI/UX desain tentang bagaimana membangun kreatif desain dan layout dari sebuah aplikasi hingga menarik bagi user atau pengguna.
“Bidang UI/UX desain ini banyak pekerjaan yang bisa dilakukan secara remote, jadi kita harapkan dari sini lahir juga freelance yang ahli di bidang UI/UX desainer,” katanya.
Ada juga materi tentang CSS dan HTML. Terakhir diberikan materi tentang no code, yakni metode pengembangan aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk membuat aplikasi tanpa perlu menulis kode secara manual.
“Ini tren baru yang kita coba adaptasi dalam Jagoan Digital. Pemrograman no code berguna bagi bisnis start up, yang ingin mengembangkan aplikasi dengan cepat dan efisien tanpa memerlukan tim IT yang besar,” ungkapnya.
Setelah mengikuti sesi offline, nantinya akan dipilih lima peserta terbaik. Mereka akan mendapatkan hadiah insentif total Rp25 juta dan berhak mengikuti program internship untuk mendalami pemrograman secara lebih mendalam. Akan ada ahli yang secara khusus mendampingi mereka.
“Nantinya setelah lulus internship peserta akan mendapatkan sertifikat BSSN, yang akan menjadi portofolio sebagai trainer maupun ketika bekerja di dunia professional,” pungkasnya.
Baca Juga