ngopibareng.id
Banyuwangi berupaya mengembangkan bangunan rumah tahan gempa dengan menggunakan sistem retrofitting. Selain melakukan pembangunan runah yang mengadopsi sistem retrofitting, Banyuwangi juga sudah memberikan pelatihan kepada tukang bangunan tentang sistem ini. Agar ke depan bisa menerapkan sistem ini pada bangunan lain.
Salah satu rumah tahan gempa diresmikan Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Selasa, 30 Desember 2025. Rumah tersebut milik Sulih Winaryati, 58 tahun, warga Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah. Pembangunan rumah tahan gempa ini difasilitasi Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Banyuwangi.
“Kita resmikan salah satu rumah yang dibantu dengan konsep retrofitting, ini rumah tahan gempa,” jelasnya.
Ipuk menyebut, ini bukti nyata kehadiran PMI di tengah masyarakat. Selama ini PMI hanya dikenal dengan pelaksanaan donor darah. Faktanya, PMI bisa membantu berbagai hal.
Ipuk juga berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah mendukung PMI dengan mendonorkan darah maupun turut serta membayar iuran untuk PMI. Sehingga PMI mampu mengumpulkan dana untuk kegiatan sosial seperti pembangunan rumah tahan gempa dan bedah rumah.
“Kami atas nama Pemkab Banyuwangi mengucapkan terima kasih pada seluruh yang berpartisipasi. Ini wujud kolaborasi dari semua pihak,” tegasnya.
Ipuk menyebut, ke depan, sistem retrofitting ini bisa diterapkan dalam program bedah rumah. Namun harus disesuaikan dengan anggaran yang ada. Untuk saat ini, kata dia, karena keterbatasan anggaran masih belum bisa dilakukan.
Meski demikian, saat ini PMI sudah memberikan pelatihan kepada relawan dan tukang bangunan tentang sistem restrofitting ini. Dia berharap, para relawan dan tukang bisa meningkatkan pengetahuannya dan menguasai sistem retrofitting ini.
“Mudah-mudahan ini bisa meningkatkan pengetahuan para tukang sehingga para tukang bisa menggunakan sitem ini di bangunan lain,” ujarnya.
Baca Juga
Ketua PMI Kabupatan Banyuwangi, Mujiono mengatakan, PMI Banyuwangi berupaya maksimal untuk membuat rumah tahan gempa. Dalam setahun sedikitnya PMI Banyuwangi membangun dua bangunan dengan sistem retrofitting.
“Kita tambah lagi dengan program bedah rumah rata-rata per tahun 4 sampai 5 rumah. Ini kolaborasi Pemkab dan PMI,” tegasnya.
Pria yang juga Wakil Bupati Banyuwangi ini menambahkan, anggaran hibah yang diserahkan kepada PMI tidak hanya dilakukan untuk kegiatan donor darah, tetapi juga kegiatan sosial lainnya seperti operasi katarak, pergantian kaki atau tangan palsu, bola mata. Bahkan PMI juga ikut melakukan penanggulangan bencana.
“Salah satunya ada program edukasi peningkatan SDM, pelatihan pada masyarakat pekerja, tukang. Ini akan menjadi agen kita agar ilmunya diterapkan pada masyarakat,” katanya.
Untuk proses peneNamun, jika menggunakan jasa pihak ketiga biayanya akan jauh lebih besar. rapan sistem retrofitting pada bangunan rumah ini biayanya cukup besar. Untuk rumah tipe 54 seperti yang ada di Bakungan tersebut anggarannya sekitar Rp50 juta. Pelaksanaannya dilakukan dengan sistem gotong royong melibatkan berbagai pihak. Mulai masyarakat, Babinkamtibmas, Babinsa, pekerja juga dari PMI.
Secara teknis yang membedakan bangunan dengan sistem retrofitting ini dengan bangunan umumnya adalah pada bagian dindingnya diberikan kawat ram dan perkuatan kolom cor. Rumah biasa dindingnya tidak ada kawat ramnya. Atapnya tidak memakai genteng, sehingga sangat ringan.
“Kalau ada gempa hanya bergoyang saia, mudah-mudahan ke depan ini jadi standarisasi rumah,” ujarnya.







