Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Batang-Daun Sorgum Diincar PT Berdikari

LUAS: Lahan sorgum di kawasan Kampe, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
LUAS: Lahan sorgum di kawasan Kampe, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.

BANYUWANGI – Tanaman sorgum yang dikembangkan PTPN XII (Persero) di wilayah Kampe, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorej, Banyuwangi ternyata tidak hanya dipetik buahnya. Batang pohon dan daun tanaman sorgum itu juga diburu BUMN lainnya untuk diolah menjadi silase pakan ternak.

Pada saat panen perdana sorgum Sabtu lalu (10/11), Direktur Utama PT Berdikari (Persero) Librato El Arif juga ikut menyertai Menteri BUMN Dahlan Iskan. Arif datang jauh-jauh ke Banyuwangi untuk memborong batang dan daun tanaman sorgum untuk diolah menjadi silase stok pakan ternak Saat ini, PT Berdikari (Persero) sedang mengembangkan bisnis sapi besar-besaran di be be rapa daerah di luar Jawa.

PT Berdikari siap menampung berapa pun jumlah pohon sorgum un tuk dikirim ke Sumatera dan Sulawesi,” ungkap Menteri Dahlan Iskan. Namun, usaha PT Berdikari untuk memborong batang dan daun tanaman sorgum dari Banyuwangi itu belum ber hasil. Karena ternyata pakan ternak dari tanaman sorgum ma sih dibutuhkan di Bumi Blam bangan. ‘’PT Berdikari harus mengalah dan mencari pohon sorgum ke tempat lain,’’ ujar Dahlan Iskan.

Produksi silase pada panen sorgum perdana di Kampe, va rietas sorgum Kawali meng ha silkan silase sekitar 4,881 ton, varietas Citayam 7,396 ton, varietas Numbu B menghasilkan 6,509 ton, Numbu M 1,345 ton, dan varietas Pahat 446 kg. Sedangkan hasil produksi sor gum, varietas Kawali 10.562 ba tang, Citayam 18.440 batang, Numbuh B 15.741 batang, Num buh M 3.324 batang dan Pahat 886 batang. Setiap batang menghasilkan be rat sorgum sekitar satu ons.

Sementara itu, estimasi pendapatan produksi sorgum untuk varietas Kawali pendapatan da lam satu hektare (ha) mencapai Rp 16,604 juta. Pendapatan va rietas Citayam mencapai Rp 29,786 juta/ha. Hasil varietas Numbu B mencapai Rp 23 juta/ha, Numbu M sekitar Rp 6,239 juta/ha, dan varietas Pahat menghasilkan sebesar Rp 2,626 juta/ha. Pendapatan itu diperoleh dari hasil produksi gula cair, tepung, dan silase. Varietas Kawali dalam satu ha menghasilkan gula cair sekitar Rp 1.013 juta, tepung Rp 13,638 juta, dan silase Rp 1,952 juta.

Varietas Citayam menghasilkan pendapatan dari produksi gula cair Rp 1,770 juta, tepung Rp 25 juta, dan silase Rp 2.958 juta. Numbu B pendapatan gula cair Rp 1,511 juta, tepung Rp 18,934 juta, dan silase Rp 2,603 juta. “Asum si harga jual dalam setiap kilogram gula cair Rp 4.800, tepung Rp 6000 dan Silase Rp 400,” ungkap Dirut PTPN XII (Persero), Singgih Irwan Basari. Sedangkan asumsi biaya pembuatannya dalam satu kilogramnya, gula cair Rp 1.050, tepung Rp 1.785 dan silase Rp 200. “ Sedangkan nilai investasi untuk memenuhi kebutuhan pengairan mencapai Rp 22,4 juta dari total investasi Rp 71,667 juta,” katanya. (radar)