Radarbanyuwangi.id – Kiprah Bupati Ipuk Fiestiandani kembali mendapat perhatian internasional.
Kali ini, orang nomor satu di jajaran Pemkab Banyuwangi tersebut didapuk menjadi pembicara utama (keynote speaker) dalam forum internasional bertajuk Gender Conference di Bali.
Forum internasional ini diselenggarakan oleh World Meteorological Organization (WMO) serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Nusa Dua, Bali, Rabu (7/3).
Gender Conference yang dihelat bersamaan dengan ”The Third Session of the Commission for Weather, Climate, Water, and Related Environmental Services & Applications” (SERCOM-3) itu diikuti oleh 139 peserta dari 94 negara secara hybrid. SERCOM-3 berlangsung sejak Senin (43) hingga Sabtu (9/3) di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali.
”Kepemimpinan Bupati Ipuk Fiestiandani mempresentasikan kesetaraan gender dalam mewujudkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan kesetaraan gender itu sendiri,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Pada kesempatan kali ini, Ipuk memaparkan tentang pembangunan Banyuwangi yang menekankan pada sustainability (keberlanjutan) dan ramah lingkungan.
”Kami berupaya keras agar ruang-ruang hijau tetap terjaga. Tidak tergerus secara signifikan oleh pembangunan,” paparnya.
Ipuk mengisahkan tentang upaya menjaga kelestarian lingkungan di sekitar Bandara Internasional Banyuwangi.
Selain bangunan bandara yang menerapkan arsitektur hijau, juga diterapkan peraturan daerah yang memproteksi area persawahan di sekitarnya tetap terjaga. Tidak tergusur oleh pembangunan dan industrialisasi.
”Atas upaya ini, pada 2022 Bandara Internasional Banyuwangi meraih Aga Khan Award,” terang alumnus pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) tersebut.
Selain itu, Ipuk juga memaparkan tentang ketersediaan ruang yang cukup bagi perempuan dalam derap pembangunan.
Tidak semata ketersediaan kuota perempuan dalam tiap kesempatan, serta pemenuhan akses terhadap fasilitas keperempuanan, tetapi juga memberikan ruang untuk mengemukakan pendapat dan gagasannya dalam pembangunan.
”Kami rutin menyelenggarakan Rembug Perempuan dan Anak sebagai ruang resmi bagi perempuan menyampaikan usulan-usulan untuk pembangunan di Banyuwangi.
Termasuk juga keterlibatan perempuan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) mulai dari tingkat desa hingga kabupaten,” jelasnya. (sgt/c1)