Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bupati Ipuk Tinjau Korban Gempa Banyuwangi, Janji Bangun Kembali Rumah dan Masjid Rusak

bupati-ipuk-tinjau-korban-gempa-banyuwangi,-janji-bangun-kembali-rumah-dan-masjid-rusak
Bupati Ipuk Tinjau Korban Gempa Banyuwangi, Janji Bangun Kembali Rumah dan Masjid Rusak

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Masyarakat Banyuwangi yang terdampak gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,7  mendapat penanganan dari Pemkab Banyuwangi.

Bupati  Ipuk Fiestiandani Jumat (26/9) mendatangi korban gempa di wilayah  Kecamatan Wongsorejo sekaligus memberikan bantuan.

Kedatangan orang nomor satu di Pemkab Banyuwangi memastikan akan membangun kembali bangunan yang rusak.

Gempa yang mengguncang, Kamis sore (25/9) mengakibatkan tujuh bangunan di tiga desa  rusak.

Rinciannya, lima rumah dan satu masjid di wilayah Kecamatan Wongsorejo, satu rumah di Desa Kenjo, Kecamatan Glagah.

Kemarin (26/9) Ipuk mendatangi korban gempa di Desa Bimorejo dan Wongsorejo.

Selain itu masjid yang atapnya jebol di Desa Sidodadi. Selain mengupayakan perbaikan bangunan yang rusak, Ipuk juga membawa beberapa bantuan yang dibutukan warga seperti sembako dan peralatan masak.

“Kami mengecek korban gempa yang terdampak di Banyuwangi, mayoritas yang rusak di bagian dapur. Dan ada satu atap masjid,” kata Ipuk.

Dia memastikan, seluruh bangunan rusak akan diperbaiki. Pemkab melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk melihat kebutuhan apa saja yang dibutuhkan warga.

“Kami mendata kebutuhan untuk merehabilitasi bangunan yang rusak. Kebutuhan warga seperti kompor dan alat dapur juga kita penuhi,” imbunya.

Salah satu pemilik rumah yang terdampak gempa, Supiyatik, 70, mengatakan,  dapur rumahnya yang berukuran sekitar 5 meter x 9 meter ambruk setelah digoyang gempa.

Secara visual, bangunan dapur rumah memang terlihat tidak kokoh. Dapur berbahan batu bata itu dibangun tanpa tulangan dan pondasinya lemah.

Sehingga saat terjadi gempa bangunan tersebut langsung ambruk. Beruntung, saat kejadian Supiyatik tengah tidak berada di rumah dan sedang mengunjungi rumah anaknya.

“Saat gempa, saya tidak di rumah. Hanya ada anak saya yang posisinya di depan. Saya dapat kabar kalau rumah roboh, saya kaget dan langsung pulang,” imbuhnya.


Page 2

Kehilangan Besar Marc Ben

Kehilangan Besar Marc Ben

Sabtu, 27 September 2025 | 05:00 WIB


Page 3

sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Masyarakat Banyuwangi yang terdampak gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,7  mendapat penanganan dari Pemkab Banyuwangi.

Bupati  Ipuk Fiestiandani Jumat (26/9) mendatangi korban gempa di wilayah  Kecamatan Wongsorejo sekaligus memberikan bantuan.

Kedatangan orang nomor satu di Pemkab Banyuwangi memastikan akan membangun kembali bangunan yang rusak.

Gempa yang mengguncang, Kamis sore (25/9) mengakibatkan tujuh bangunan di tiga desa  rusak.

Rinciannya, lima rumah dan satu masjid di wilayah Kecamatan Wongsorejo, satu rumah di Desa Kenjo, Kecamatan Glagah.

Kemarin (26/9) Ipuk mendatangi korban gempa di Desa Bimorejo dan Wongsorejo.

Selain itu masjid yang atapnya jebol di Desa Sidodadi. Selain mengupayakan perbaikan bangunan yang rusak, Ipuk juga membawa beberapa bantuan yang dibutukan warga seperti sembako dan peralatan masak.

“Kami mengecek korban gempa yang terdampak di Banyuwangi, mayoritas yang rusak di bagian dapur. Dan ada satu atap masjid,” kata Ipuk.

Dia memastikan, seluruh bangunan rusak akan diperbaiki. Pemkab melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) untuk melihat kebutuhan apa saja yang dibutuhkan warga.

“Kami mendata kebutuhan untuk merehabilitasi bangunan yang rusak. Kebutuhan warga seperti kompor dan alat dapur juga kita penuhi,” imbunya.

Salah satu pemilik rumah yang terdampak gempa, Supiyatik, 70, mengatakan,  dapur rumahnya yang berukuran sekitar 5 meter x 9 meter ambruk setelah digoyang gempa.

Secara visual, bangunan dapur rumah memang terlihat tidak kokoh. Dapur berbahan batu bata itu dibangun tanpa tulangan dan pondasinya lemah.

Sehingga saat terjadi gempa bangunan tersebut langsung ambruk. Beruntung, saat kejadian Supiyatik tengah tidak berada di rumah dan sedang mengunjungi rumah anaknya.

“Saat gempa, saya tidak di rumah. Hanya ada anak saya yang posisinya di depan. Saya dapat kabar kalau rumah roboh, saya kaget dan langsung pulang,” imbuhnya.