Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Cara Unik Petani Buah Naga Banyuwangi Pasang Lampu di Kebun, Rangsang Pembuahan: Harga Naik

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Aflahul Abidin

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI – Para petani buah naga di Kabupaten Banyuwangi mulai memasang lampu-lampu di sekitaran kebunnya pada awal April ini.

Lampu-lampu itu berguna untuk membantu proses pembuahan buah naga.

Buah naga notabene memiliki musim pembuahan alami setiap tahunnya.

Ketika musim alami telah lewat, petani pasang cahaya lampu untuk merangsang proses itu. 

Baca juga: Sambut Kebebasan Anas Urbaningrum, Keluarga di Blitar Siapkan Makanan Favoritnya

Peni Himawan (41), petani buah naga asal Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo menjelaskan, lampu-lampu di kebun buah naga mulai menyala sejak awal April.

Proses itu berlangsung setiap petang hingga menjelang pagi selama kira-kira delapan bulan.

“Nanti sampai November. Kalau November-April itu tidak perlu pakai lampu karena musim berbuah alami,” kata Peni, Jumat (7/4/2023).

Peni dan sebagian besar petani buah naga di wilayah itu memakai lampu light emitting diode (LED) untuk proses pencahayaan.

Lampu-lampu itu dipasang sisi atas antara pohon buah naga satu dengan lainnya.

Baca juga: Pangkas Ranting Pohon, Pria di Banyuwangi Tersengat Listrik, Polisi hingga Petugas PLN Turun Tangan

Jumlah lampu yang dipasang di tiap kebun berbeda-beda. Antara puluhan hingga ratusan biji, tergantung luasan lahan dan jumlah pohon buah naga yang ditanam.

Untuk lahan setengah hektare, Peni perlu mengeluarkan budget hingga Rp 600 ribu per tiga minggu hanya untuk membayar biaya listrik. Nilai itu relatif kecil karena lampu yang ia pakai berjenis LED.

“Kalau lampu biasa, biaya listriknya bisa sampai Rp 2,5 juta,” tambahnya.

Tambahan biaya itu membuat biaya produksi meningkat. Dampaknya, harga buah naga saat “musim lampu” lebih mahal ketimbang musim pembuahan normal.

Perbedaan harganya bisa dua kali lipat, bahkan lebih.

Peni mengungkapkan, harga buah naga di tingkat petani ketika musim pembuahan alami beberapa waktu lalu berkisar antara Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu per kg. Sementara saat ini harga buah tersebut telah menyentuh angka Rp 15 ribu per jg.

Bagi para petani, kenaikan harga tersebut menjadi berkah. Naiknya harga, menurutnya, dipengaruhi oleh tingginya permintaan saat Ramadan dan menipisnya stok buah dari petani akibat peralihan musim pembuahan.

Setelah masa peralihan itu terlewati, stok buah naga biasanya akan lebih tinggi. Soalnya, proses pembuahan dengan bantuan sinar lampu membuat masa panen lebih banyak.

“Jumlah panennya juga berbeda. Saat musim pembuahan alami, panen bisa 10 kali. Sementara kalau pakai lampu bisa lebih,” kata dia.


source