Rabu, 30 Juli 2025 – 15:23
TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Penutupan jalur Gumitir sejak 24 Juli 2025 lalu, yang menjadi urat nadi penghubung Kabupaten Banyuwangi dan Jember telah menciptakan krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang memprihatinkan bagi warga Jember.
Demi mendapatkan BBM berjenis Pertalite, ratusan warga terpaksa melintasi jalur alternatif dengan kondisi jalan ekstrim dan menempuh puluhan kilometer menuju sejumlah SPBU di wilayah Banyuwangi, Rabu (30/7/2025).
Kondisi langkanya Pertalite di Jember membuat warga berbondong-bondong menyerbu SPBU di sekitar jalur Gumitir, seperti Kecamatan Kalibaru dan Glenmore. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang nekat hingga ke Kecamatan Genteng, Banyuwangi, demi mengisi tangki kendaraan mereka. Padahal jarak dari Kecamatan Pakusari, Jember ke Kecamatan Genteng Banyuwangi sekitar 50 Km lebih menurut aplikasi Google Maps.
Warga Kecamatan Pakusari, Jember, Ridho (39) mengaku harus menempuh perjalanan berjam-jam melewati jalur alternatif yang sempit, licin, dan berlubang menuju SPBU Curahketangi, Kecamatan Genteng dengan jarak puluhan kilometer.
“Taruhannya nyawa, Mas. Tadi saya hampir jatuh, pengendara lain malah tergelincir karena hindari lubang,” ujar Ridho.
Ridho menjelaskan, Pertalite sudah sulit ditemukan di Jember dalam beberapa hari terakhir. Kalaupun ada di pengecer, harganya bisa mencapai Rp20 ribu per liter alias naik 2 kali lipat.
Keluhan serupa disampaikan Ahmad (40), warga Mayang, yang menyebut harga BBM eceran di wilayahnya bahkan sempat menyentuh Rp25 ribu per liter.
“Mau bagaimana lagi, motor harus jalan,” kata Ahmad.
Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi menyampaikan, bahwa pihaknya berupaya maksimal memenuhi kebutuhan BBM masyarakat Jember dan sekitarnya.
“Untuk percepatan distribusi BBM, Pertamina menambah mobil tangki dari sebelumnya 86 mobil tangki, sekarang menjadi 93 unit dengan tambahan 2 unit dari Semarang, 1 unit dari Maos, 3 unit dari Rewulu dan 1 unit dari Boyolali,” jelasnya. (*)
Pewarta | : Fazar Dimas Priyatna |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |