Untuk Perbaiki Ekosistem Laut
BANYUWANGI – Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Dinas Perikanan dan Pangan (DPP) Banyuwangi serta empat Pokmaswas menenggelamkan sebanyak 680 modul rumah ikan (fish apartment) di empat titik perairan pantai di Banyuwangi.
Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Banyuwangi Ir Hary Cahyo Purnomo mengatakan penenggelaman 680 modul rumah ikan (fish apartment) ini dilakukan serempak pada senin (18/10) di empat titik perairan pantai di Banyuwangi dan dilakukan empat Pokmaswas.
Mereka adalah Pokmaswas Tirtawangi yang menangani fish apartment di Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, Pokmaswas Deling Seganten untuk wiiayah Desa Pondoknongko; Pokmaswas Cahyo Mulyo untuk wilayah Desa Badean,, Kecamatan Kabat, dan KUB Bintang Timur di Desa Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi.
Setiap wilayah masing-masing mendapatkan 170 modul rumah. Penenggelaman modul rumah ikan bertujuan untuk menciptakan perlindungan biota iaut, khususnya ikan sehingga dapat berkembang biak dan hidup dengan aman.
Rumah ikan menjadi tempat tumbuhnya soft coral dan kerang-kerangan sebagai makanan ikan. “Rumah ikan itu merupakan tempat berlindung, tempat tinggal dan berkembang biaknya ikan serta habitat laut lainnya. Maka, wilayah yang telah kita siapkan fish apartmen inl adalah kawasan lindung agar ekosistem di wilayah itu tetap terjaga,” kata Hary, kemarin.
Hary menjelaskan, rumah ikan yang ditenggelamkan itu berukuran tinggi 2,5 meter dan lebar persegi 1 meter, serta bagian bawahnya dicor agar tidak terombang-ambing oleh gelombang laut.
Rumah ikan yang terbuat dari bahan polypropylene tersebut ditenggelamkan di perairan pantai Banyuwangi. “Rumah ikan itu merupakan bantuan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur kepada Pokmaswas dan KUB,” ujarnya.
Menurut dia empat titik perairan ini dipilih dengan pertimbangan tidak mengganggu jalur lalulintas perahu nelayan dan masih ada pencahayaan sinar matahari. Dalam penenggelaman itu, ada beberapa modul fsh apartment dijadikan satu koloni supaya kelihatan mewakili satu rumah, sehingga beberapa jenis ikan bisa tinggal dan berkembang biak dengan baik.
Dia berharap, semakin banyak ikan yang hidup di sekitar perairan ini karena adanya rumah ikan sehingga ikan yang migrasi akan mampir dan betah di sana, kemudian berlindung dan bertahan hidup, sertat berkembang biak.
Dengan program itu, setidaknya ada pemulihan dan peningkatan jumlah ikan yang ada di perairan ini, sehingga dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan nelayan di sana. ”Penenggelaman ini sekaligus sebagai wujud mendukung destinasi wisata air,” kata Hary.
Sementara itu, Perwakilan Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur Budi menambahkan, program dari Provinsi Jatim ini berupa underwater restocking yang diharapkan bisa menimbulkan efek domino yang menguntungkan bagi masyarakat sekitar.
Rumah modul ikan merupakan tempat berlindung, tempat tinggal dan berkembang biaknya ikan, serta habitat laut lainnya. “Tujuan utama dari underwater restocking yaitu untuk mengembalikan ekosistem sampai saat ini tercapai,” kata Budi.
Budi juga menjelaskan, bahwa ikan-ikan yang telah dilepas tidak lari karena sudah menganggap modul rumah ikan tersebut sebagai habitatnya. Karena modul rumah ikan tersebut banyak ditumbuhi lumut dan berbagai jenis tumbuhan laut.
Hal tersebut akan merangsang ikan-ikan kecil untuk mendekat dan berkerumun di sekitarnya. Akhirnya, berkumpulnya ikan kecil tersebut juga mengundang ikan besar karena ikan kecil tersebut adalah makanan bagi ikan yang lebih besar. Ikan-ikan besar itulah yang akhirnya bisa ditangkap oleh para nelayan di sekitar. “Modul rumah ikan itu juga dipakai cumi-cumi untuk meletakkan telurnya,” ujarnya.
Dikatakan, kegiatan ini juga melibatkan masyarakat sekitar dengan alasan sebagai salah satu bentuk kepedulian masyarakat untuk berperan aktif terhadap pelestarian lingkungan bawah laut. Karena sebelumnya, mereka tidak pedull terhadap terumbu karang di sekitar pantai.
Menurut sejarah, warga pesisir setempat sering merusak terumbu karang dengan cara meledakkan bom di sekitar pantai. Namun kini, masyarakat pesisir ini sudah berubah. Warga nelayan mengaku tidak akan malakukan aktivitas pengeboman terumbu karang lagi. Karena mereka sadar, bahwa terumbu karang merupakan titipan dan harus dilestarikan.
Budi menambahkan, apartemen ikan ini merupakan rekayasa teknologi rumah ikan yang dirancang menggunakan komponen partisi plastic dengan menggunakan jenis polypropylene yang ramah lingkungan.
Rumah ikan ini dirancang serta mempunyai banyak celah atau sekat seperti layaknya bangunan apartemen yang terdiri atas 123 partisi yang bermanfaat untuk melindungi telur dan larva serta anak-anak lkan, sekaligus menjadi tempat berkumpulnya berbagai jenis ikan sehingga memudahkan para nelayan untuk menangkap ikan pada radius 100-200 meter diluar area rumah ikan, daya tahan rumah ikan ini diperklrakan bisa mencapai 30- 50 tahun. (radar)