Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Dinkes Banyuwangi Klaim Temuan Kasus HIV/AIDS Tahun 2024 Lebih Sedikit

dinkes-banyuwangi-klaim-temuan-kasus-hiv/aids-tahun-2024-lebih-sedikit
Dinkes Banyuwangi Klaim Temuan Kasus HIV/AIDS Tahun 2024 Lebih Sedikit

RadarBanyuwangi.id – Temuan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Banyuwangi tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu.

Sejak Januari sampai Senin (2/12/2024), kasus HIV di Bumi Blambangan sebanyak 382. Sedangkan pada periode yang sama di tahun 2023 ada 544 kasus HIV. Sedangkan untuk temuan AIDS di tahun ini sebanyak 144 kasus.

Lebih sedikit dari tahun 2023 yang mencapai 184 kasus. Di lingkup Jatim, kasus HIV/AIDS Banyuwangi masih menduduki peringkat keempat.

Baca Juga: 2 Lady Companion (LC) Diketahui Positif HIV/AIDS Saat Tes di Tempat: Begini Respon KPA Klaten

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, penderita HIV/AIDS rata-rata merupakan warga usia produktif, yaitu mulai usia 15–64 tahun.

”Kasus HIV/ADS paling banyak menular pada pelanggan pekerja seks, kemudian disusul suami atau istri dan masyarakat umum,” ujarnya.

Sedangkan jenis kelamin yang paling banyak menyumbang penderita HIV/AIDS adalah laki-laki dengan jumlah 58 persen.

”Mungkin laki-laki yang banyak mendominasi di pelanggan pekerja seks,” tuturnya.

Amir menambahkan, Dinkes bekerja sama dengan berbagai elemen dan relawan akan terus mendorong peran dari semua pihak untuk mengupayakan three zero.

Baca Juga: 25 Warga Binaan Lapas Kelas IIA Banyuwangi Jalani Tes HIV/AIDS, Agus Wahono: Alhamdulillah, Semuanya Negatif  

Three zero dimaksud adalah tidak ada kasus infeksi HIV baru, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) pada tahun 2030. 

”Melalui zero yang ketiga, masyarakat diimbau agar tidak menjauhi ODHA. HIV tidak menular melalui jabat tangan dan saluran napas, melainkan melalui darah, sperma, serta air susu,” tambahnya.

Sementara itu, untuk memperlambat perkembangan HIV dan meningkatkan kualitas hidup, Dinkes mempunyai rekomendasi terapi yaitu antiretroviral (ARV).

Terapi ARV biasanya dilakukan dengan mengonsumsi kombinasi tiga obat atau lebih dari beberapa kelas obat yang berbeda. Pendekatan ini efektif untuk menurunkan jumlah HIV dalam darah.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.


Page 2


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Temuan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Banyuwangi tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu.

Sejak Januari sampai Senin (2/12/2024), kasus HIV di Bumi Blambangan sebanyak 382. Sedangkan pada periode yang sama di tahun 2023 ada 544 kasus HIV. Sedangkan untuk temuan AIDS di tahun ini sebanyak 144 kasus.

Lebih sedikit dari tahun 2023 yang mencapai 184 kasus. Di lingkup Jatim, kasus HIV/AIDS Banyuwangi masih menduduki peringkat keempat.

Baca Juga: 2 Lady Companion (LC) Diketahui Positif HIV/AIDS Saat Tes di Tempat: Begini Respon KPA Klaten

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, penderita HIV/AIDS rata-rata merupakan warga usia produktif, yaitu mulai usia 15–64 tahun.

”Kasus HIV/ADS paling banyak menular pada pelanggan pekerja seks, kemudian disusul suami atau istri dan masyarakat umum,” ujarnya.

Sedangkan jenis kelamin yang paling banyak menyumbang penderita HIV/AIDS adalah laki-laki dengan jumlah 58 persen.

”Mungkin laki-laki yang banyak mendominasi di pelanggan pekerja seks,” tuturnya.

Amir menambahkan, Dinkes bekerja sama dengan berbagai elemen dan relawan akan terus mendorong peran dari semua pihak untuk mengupayakan three zero.

Baca Juga: 25 Warga Binaan Lapas Kelas IIA Banyuwangi Jalani Tes HIV/AIDS, Agus Wahono: Alhamdulillah, Semuanya Negatif  

Three zero dimaksud adalah tidak ada kasus infeksi HIV baru, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) pada tahun 2030. 

”Melalui zero yang ketiga, masyarakat diimbau agar tidak menjauhi ODHA. HIV tidak menular melalui jabat tangan dan saluran napas, melainkan melalui darah, sperma, serta air susu,” tambahnya.

Sementara itu, untuk memperlambat perkembangan HIV dan meningkatkan kualitas hidup, Dinkes mempunyai rekomendasi terapi yaitu antiretroviral (ARV).

Terapi ARV biasanya dilakukan dengan mengonsumsi kombinasi tiga obat atau lebih dari beberapa kelas obat yang berbeda. Pendekatan ini efektif untuk menurunkan jumlah HIV dalam darah.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.