Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Dosen UB Ambil Sampel Pasir Boom

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

dosenBANYUWANGI – Tiga dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya UB) Malang, Minggu,(10/8) kemarin pagi mengambil sampel pasir di Pantai Boom. Pengambilan sampel pasir tersebut terkait dengan adanya penyu yang kerap mendarat di Pantai Boom.

Sebelum melakukan pengambilan sampel pasir, ketiga dosen Universitas Brawijaya yang diterima langsung Penasihat Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) Ir. Kuswaya yang juga didampingi oleh Pendiri BSTF Wiyanto Haditanojo terlebih dahulu melakukan diskusi kecilyang juga diikuti para relawan-relawan yang peduli terhadap penyu.Dalam diskusi tersebut, perwakilan dari dosen Universitas Brawijaya terlebih dahulu menyampaikan maksud kedatangan mereka ke Pantai Boom kepada Yayasan Penyu Banyuwangi yaitu BSTF. 

Kedatangan mereka pun sangat dia presiasi oleh tim dari BSTF yang juga menjelaskan kegiatan-kegiatan BSTF selama ini kepada para dosendosen UB itu. Setelah memberikan paparan tentang kegiatan mereka menangkar telur-telur penyu selama ini di Pantai Boom, Pendiri BSTF Wiyanto Haditanojo langsung mempersilakan para dosen-dosen muda tersebut untuk mengambil sample pasir yang ada di pantai.

Dira Khurniawan, salah satu dari ketiga dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang yang melakukan pengambilan sampel pasir mengatakan, pengambilan sampel pasir tersebut merupakan bentuk penasaraannya terhadap penyu-penyu yang ada di Pantai Boom. Dengan ramainya Pantai Boom yang banyak dikunjungi warga untuk berwisata tersebut, ternyata ada penyu yang mendarat dan sampai bertelur di pantai tersebut. 

”Kalau cahaya terlalu terang kadang tidak mau bertelur, dengan banyaknya manusia yang ada di pantai, penyu juga tidak mau bertelur. Di Pantai Boom ini malah sebaliknya, padahal banyak manusia yang ada di pantai, ini kok malah banyak penyu naik ke pantai dan bertelur,” ujar Dira. Padahal, penyu tersebut merupakan binatang yang sangat sensitif terhadap suhu udara yang ada di pantai.

Banyaknya manusia di pantai juga kadang membuat penyu tersebut enggan mendarat ke pantai dan menelurkan telurnya. Sebagai langkah awal penelitiannya, para dosen-dosen ini terlebih dahulu mengambil sample pasir yang ada di Pantai Boom. ”Ada tiga sample yang kita ambil, yang pertama sampel pasir di tempat peneluran yang basah, pasir di tempat peneluran yang kering dan lokasi penangkarannya. 

Selain menyelamatkan telur penyu, kegiatan kami ini juga untuk melihat kondisi sedimen, di lokasi peneluran dan penangkaran penyu,” tuturDira. Pengambilan samprl pasir ini juga bertujuan untuk mengetahui layak apa tidaknya Pantai Boom dijadikan tempat penangkaran penyu untuk ke depannya. ”Untuk hasilnya, tunggu hasil dari laboratorium, serta analisis fisik dan kelembapan.

Hasilnya nanti akan dibandingkan dengan penangkaran yang ada ditempat lain. Kalau hasilnya bagus kan baik juga untuk Banyuwangi ke depannya. Pantai yang ada di tengah tengah kota ada tempat penangkaran penyunya,” pungkasnya. Sementara itu, dukungan terhadap pelestarian satwa langka penyu terus mengalir dari kalangan pelajar. Kali ini, giliran ratusan siswa SMPK SantoYusuf dan SMAK Hikmah Mandala yang ikut melepas tukik (anak penyu) ke laut.  

Aksi pelepasliaran anak penyu yang digagas Jawa Pos Radar Banyuwangi bersama Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) itu berlangsung di Pantai Boom Banyuwangi, Sabtu kemarin (9/8). Sebelumnya, ratusan siswa SMAK Hikmah Mandala mengikuti pembekalan materi seputar penyu di Banyuwangi. Pembekalan yang dipandu Pemimpin Redaksi Jawa Pos Radar Banyuwangi Bayu Sak sono ini berlangsung di aula SMAK Hikmah Mandala pada jam sekolah. Road show tentang pelestarian hewan langka yang dilindungi ini berlangsung dua sesi.

Sebab, aula sekolah tidak mampu menampung seluruh siswa sekolah tersebut. ”Untuk sesi pertama diikuti siswa siswi kelas 11 dan 12, sesi kedua dilanjutkan siswa siswi kelas 10,” ujar Kepala SMK Hikmah Mandala, Romo Catur Wibawa. Saat sosialisasi berlangsung, para siswa terlihat kagum ketika dijelaskan Banyuwangi merupakan habitat beberapa jenis penyu. Setelah mendengarkan paparan tentang penyu, siswa diberi kesempatan melakukan tanya jawab. (radar)