detik.com
Suara drumband dan rebana bersahut-sahutan menyambut para pembalap Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) 2025 saat melintasi Desa Macan Putih. Antusiasme warga tumpah ruah dalam bentuk ekspresi budaya yang unik dan meriah.
Suasana Tour de Banyuwangi Ijen 2025 diwarnai dengan semarak suara musik dari berbagai penjuru lintasan, khususnya di tanjakan paving Desa Macan Putih. Anak-anak sekolah dasar memainkan alat drumband dengan penuh semangat, menambah kemeriahan saat para pembalap melintasi kawasan tersebut.
Ratusan warga tampak berjajar di sepanjang jalan kampung, menanti pembalap melintas sambil menunjukkan antusiasme mereka lewat irama musik yang tak henti dimainkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya drumband, nuansa religius turut terasa lewat alunan hadrah dari rebana yang dimainkan oleh kelompok pengajian kampung. Sejumlah pria memainkan alat musik tradisional itu di teras rumah mereka, menambah semarak suasana.
“Saya senang ikut ini, pengen memeriahkan karena belum tentu lewat sini lagi tahun depan,” terang Fitria Ariani, salah seorang pemain musik dramband.
“Ini bersama teman-teman sudah persiapan dari jam 6 pagi. Katanya lewat sini jam 12 siang. Gak papa, seru, ingin memberikan yang terbaik dan memperlihatkan ke orang luar negeri Banyuwangi biar dikenal,” tambahnya Fitria.
Sementara itu, Rokhiman, salah satu pemain rebana, mengungkapkan bahwa aksi mereka murni inisiatif warga.
“Kata pak lurah jalan kampung saya nanti dilewati tour de Ijen. Spontan kumpulan pengajian kami langsung punya ide bermain hadrah,” jelas Rokhiman.
Ia menyebut, ini menjadi momen langka karena biasanya mereka harus berjalan jauh untuk menonton di jalan-jalan besar. Kali ini, lintasan melewati kampung mereka sendiri.
“Akhirnya lewat sini, senang sekali kami. Ini antusias semuanya,” pungkasnya.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, memberikan apresiasi tinggi kepada warga yang telah menyambut TdBI dengan cara yang kreatif dan penuh semangat.
“Saya telah berkeliling dan terus mengikuti balapan di semua etape, antusiasnya masyarakat dan kreativitasnya luar biasa. Saya sampaikan banyak terima kasih,” terang Ipuk.
“Ini adalah even internasional yang sudah berlangsung selama 10 tahun dan kontribusi masyarakatnya tetap tidak berubah sama sekali. Luar biasa,” tambah Ipuk.
Menurutnya, semangat warga Banyuwangi perlu terus dijaga dalam menyambut setiap event, baik lokal maupun internasional.
“Ini adalah even internasional yang sudah berlangsung selama 10 tahun dan kontribusi masyarakatnya tetap tidak berubah sama sekali. Luar biasa,” tegasnya lagi.
Pada Kamis (31/7/2025), balapan TdBI mencapai puncak etape dengan melintasi tanjakan tertinggi dan terekstrem di Asia, yang dikenal masyarakat Jawa Timur dengan sebutan “tanjakan erek-erek”.

(auh/hil)