Festival Gandrung Sewu tidak hanya menjadi magnet pariwisata. Pagelaran tari kolosal ini juga membawa berkah bagi pelaku UMKM Banyuwangi.
Puluhan UMKM yang berjualan di sekitar lokasi pelaksanaan Gandrung Sewu panen. Dagangannya laris manis diserbu warga dan wisatawan yang melihat Gandrung Sewu.
Salah seorang penjual irisan buah segar, Sri, mengaku jualannya laris manis. Dirinya sudah berjualan di stand UMKM yang disediakan Panitia Gandrung Sewu sejak 23 Oktober 2024 lalu. “Alhamdulillah laris manis jualan saya,” ungkapnya, 26 Oktober 2024.
Plt. Bupati Banyuwangi, Sugirah, mengatakan, Festival Gandrung Sewu bukan hanya peristiwa pariwisata biasa, tetapi bagian dari upaya pemajuan kebudayaan daerah, regenerasi pecinta dan pelaku seni tradisi.
Dia menyebut, event ini juga mampu menggerakkan modal sosial dan menjadi sarana konsolidasi pemerintah dan masyarakat. “Melebur ego sektoral karena semua saling support dalam pelaksanaannya,” tegasnya.
Dari sisi ekonomi, atraksi seni budaya ini juga mampu menyedot ribuan orang dan ribuan wisatawan untuk datang menyaksikan langsung di Pantai Boom Marina. Sehingga sektor ekonomi bergerak. Mulai jasa transportasi, penjual makanan dan minuman. Semuanya merasakan manfaatnya.
“UMKM tergerak, semoga dapat membantu dalam rangka pemulihan ekonomi Banyuwangi,” tegasnya.
Baca Juga
Sugirah menambahkan, berkat kerja keras, kerja kreatif, dukungan stake holder dan masyarakat serta dengan ikhtiar dari semua pihak capaian positif dalam pembangunan berhasil diraih Banyuwangi.
Dijelaskannya, pertumbuhan ekonomi terus meningkat dari 4,43 persen di tahun sebelumnya naik menjadi 5,03 persen pada tahun 2023. Persentase penduduk miskin terus menurun setiap tahunnya. Dari 7,51 persen pada 2022 menjadi 7,34 persen pada 2023 dan hari ini menjadi 6,54 persen pada maret 2024. “Dan ini kemiskinan terendah di kabupaten Banyuwangi,” tegasnya.
Festival Gandrung Sewu digelar di Pantai Boom Marina, Sabtu, 26 Oktober 2024. Tahun ini Gandrung Sewu mengangkat tema Payung Agung yang mencerminkan keindahan dan kekayaan budaya yang dimiliki Banyuwangi.
Plt. Bupati Banyuwangi, Sugirah, mengatakan, event yang sudah masuk dalam Kalender Event Nasional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI bukan hanya sekedar tarian. Tapi merupakan jati diri cerminan jiwa masyarakat Banyuwangi.
Tema Payung Agung, lanjutnya, mencerminkan keindahan dan kekayaan budaya yang dimiliki Banyuwangi tempat berbagai tradisi dan nilai hidup saling berinteraksi.
“Payung Agung melambangkan perlindungan dan kebersamaan kita dalam merayakan keberagaman dengan payung sebagai simbul mengingatkan diri meskipun berbeda kita dapat bersatu dalam satu naungan salim menghargai, menghormati dan mendukung satu sama lain,” pungkasnya.