RADARBANYUWANGI.ID – Fenomena pemanfaatan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadi sebuah keniscayaan dalam berbagai aktivitas manusia di era kemajuan teknologi seperti saat ini.
Kepala SMAN 1 Glagah Abdullah melihat hal tersebut sebagai bagian yang juga perlu dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah.
Penggunaan AI yang tepat, menurut Abdullah, akan mempermudah dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Maka, SMAN 1 Glagah bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)—salah satu universitas pengembang teknologi AI ramah pendidikan— untuk mengembangkan platform Ganesha RAV (Robot Asisten Virtual) yang terintegrasi dengan aplikasi WhatsApp (WA).
Ganesa RAV yang digagas Abdullah memiliki beberapa fungsi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru dan siswa. Dengan pembuatan prompt atau instruksi yang efektif dan spesifik kepada Ganesa RAV, guru bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhannya dalam pembelajaran.
Seperti pada penyusunan materi pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Dengan prompt yang tepat, guru bisa mendapatkan sebuah materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan penyusunannya. Guru tinggal mengetik perintah ”G Top” sebelum menuliskan prompt yang nantinya akan dikerjakan oleh Ganesha RAV.
”Tapi setelah jadi, guru juga tidak serta-merta langsung menggunakan mentah-mentah hasil dari AI. Tetap ada proses kurasi dengan membandingkan hasil pengerjaan AI dengan materi yang ada. Baru setelah dipastikan sesuai, itu diterapkan untuk pembelajaran,” terang Abdullah.
Tak hanya untuk guru, para siswa juga bisa memanfaatkan AI tersebut untuk pembelajaran. Abdullah memperlihatkan grup WhatsApp yang digunakan oleh guru dan siswa untuk berinteraksi dalam pembelajaran yang menggunakan AI.
Sebelum menuliskan prompt, guru juga terlebih dulu menjelaskan bagaimana cara membuat prompt yang efektif dan spesifik sehingga bisa menghasilkan respons yang sesuai.
”Semua interaksi dilakukan di grup WA. Setelah muncul hasil, siswa juga diminta melakukan kurasi. Mereka bisa melihat buku untuk memastikan hasilnya. Jadi, ini juga upaya kita membangun positif AI,” tegas Abdullah.
Peningkatan database yang dimiliki oleh Ganesha RAV, imbuh Abdullah, juga terus dikembangkan. Hal ini menjadi kesempatan untuk para guru bisa ikut berperan dalam pengembangan teknologi tersebut.
”Robot yang dimasukkan di nomor WA saya berisi database pendidikan dari UPI Bandung yang kontennya berasal pakar-pakar pendidikan. Ke depan, kita berharap guru-guru kita juga ikut menyusun,” imbuhnya.
Selain memanfaatkan AI untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, imbuh Abdullah, dengan adanya Ganesha RAV, pihaknya ingin mengedukasi semua warga sekolah untuk membangun positif AI dengan memberikan pemahaman bahwa tidak semua informasi yang dihasilkan oleh AI itu bersifat final.
Seperti fungsi seharusnya, AI adalah pendamping bagi kehidupan manusia.
Page 2

Dalam Kepungan Disinformasi
Rabu, 18 Juni 2025 | 05:35 WIB

Sekolah Rakyat Masih Kurang Murid
Sabtu, 14 Juni 2025 | 09:51 WIB
Page 3
RADARBANYUWANGI.ID – Fenomena pemanfaatan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadi sebuah keniscayaan dalam berbagai aktivitas manusia di era kemajuan teknologi seperti saat ini.
Kepala SMAN 1 Glagah Abdullah melihat hal tersebut sebagai bagian yang juga perlu dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah.
Penggunaan AI yang tepat, menurut Abdullah, akan mempermudah dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Maka, SMAN 1 Glagah bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)—salah satu universitas pengembang teknologi AI ramah pendidikan— untuk mengembangkan platform Ganesha RAV (Robot Asisten Virtual) yang terintegrasi dengan aplikasi WhatsApp (WA).
Ganesa RAV yang digagas Abdullah memiliki beberapa fungsi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru dan siswa. Dengan pembuatan prompt atau instruksi yang efektif dan spesifik kepada Ganesa RAV, guru bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan kebutuhannya dalam pembelajaran.
Seperti pada penyusunan materi pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Dengan prompt yang tepat, guru bisa mendapatkan sebuah materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan penyusunannya. Guru tinggal mengetik perintah ”G Top” sebelum menuliskan prompt yang nantinya akan dikerjakan oleh Ganesha RAV.
”Tapi setelah jadi, guru juga tidak serta-merta langsung menggunakan mentah-mentah hasil dari AI. Tetap ada proses kurasi dengan membandingkan hasil pengerjaan AI dengan materi yang ada. Baru setelah dipastikan sesuai, itu diterapkan untuk pembelajaran,” terang Abdullah.
Tak hanya untuk guru, para siswa juga bisa memanfaatkan AI tersebut untuk pembelajaran. Abdullah memperlihatkan grup WhatsApp yang digunakan oleh guru dan siswa untuk berinteraksi dalam pembelajaran yang menggunakan AI.
Sebelum menuliskan prompt, guru juga terlebih dulu menjelaskan bagaimana cara membuat prompt yang efektif dan spesifik sehingga bisa menghasilkan respons yang sesuai.
”Semua interaksi dilakukan di grup WA. Setelah muncul hasil, siswa juga diminta melakukan kurasi. Mereka bisa melihat buku untuk memastikan hasilnya. Jadi, ini juga upaya kita membangun positif AI,” tegas Abdullah.
Peningkatan database yang dimiliki oleh Ganesha RAV, imbuh Abdullah, juga terus dikembangkan. Hal ini menjadi kesempatan untuk para guru bisa ikut berperan dalam pengembangan teknologi tersebut.
”Robot yang dimasukkan di nomor WA saya berisi database pendidikan dari UPI Bandung yang kontennya berasal pakar-pakar pendidikan. Ke depan, kita berharap guru-guru kita juga ikut menyusun,” imbuhnya.
Selain memanfaatkan AI untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, imbuh Abdullah, dengan adanya Ganesha RAV, pihaknya ingin mengedukasi semua warga sekolah untuk membangun positif AI dengan memberikan pemahaman bahwa tidak semua informasi yang dihasilkan oleh AI itu bersifat final.
Seperti fungsi seharusnya, AI adalah pendamping bagi kehidupan manusia.