CLURING-Gedung SMK Asy Syafaah, Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, yang ambruk karena diterjang hujan deras dan angin pada Selasa pagi (9/5), tampaknya akan mengganggu proses belajar para siswa.
Dua ruang belajar yang rusak berat pada bangunan yang ambruk itu, merupakan satu-satunya tempat untuk proses belajar dan mengajar di sekolah yang berada di lingkungan Pondok Pesantren As Syafaah itu.
“Ini harus segera dibangun lagi,” cetus Pengasuh Pondok Pesantren As Syafaah, KH. Nur Hayin, 67. Kiai Hayin menyebut, yang terganggu akibat dua ruang belajar yang ambruk itu, bukan hanya mengganggu belajar para siswa. Tapi, para santri yang ada di Madrasah Diniyah juga tidak bisa belajar lagi.
“Gedung yang ambruk itu tempatnya belajar para siswa dan santri,” katanya. Untuk saat ini, terang dia, pihaknya masih fokus untuk membersihkan puing-puing bangunan yang ambruk. Para santri yang dibantu warga, masih terus mengumpulkan sisa bangunan yang bisa dipakai lagi.
“Kalau kayu-kayu sudah tidak bisa dipakai lagi, tapi genting dan batu bata sepertinya masih ada,” cetusnya. Sambil menunggu renovasi bangunan yang ambruk itu, Kiai Hayin menyampaikan para santri di Madrasah Diniyah untuk sementara belajar di masjid.
“Kalau para siswa belum tahu ini, bisa di gotaan (asrama) atau di masjid,” cetusnya. Sehari setelah runtuhnya dua ruang kelas di SMK As Syafaah di Desa Plampangrejo kemarin (9/5), para santri bersama warga sekitar pesantren masih terlihat gotong royong membersihkan bangunan yang ambruk itu. Beberapa barang yang masih layak pakai, disinggahkan ke tempat yang aman.
“Alhamdulillah, warga kompak gotong royong membersihkan reruntuhan sekolah,” kata Adnan Royan, 60, adik ipar KH. Nur Hayin. Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, hujan deras disertai angin yang mengguyur Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, menyebabkan gedung SMK As Syafaah yang ada di desa itu ambruk.
Dua ruang belajar di sekolah itu rusak berat karena atap-nya ambruk dan dindingnya ada yang ambrol. (radar)
