Radarbanyuwangi.id – Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 4,9 SR mengguncang Jembara, Bali, Rabu malam (14/8) pukul 21.14. Lokasi titik gempa berada pada 9,6 lintang selatan (LS) dan 114,02 bujur timur (BT). Pusat gempa berada di laut 156 kilometer sebelah barat daya Jembrana.
Beberapa wilayah merasakan adanya gempa, termasuk wilayah Banyuwangi. Getaran paling terasa di wilayah Banyuwangi selatan seperti Purwoharjo dan Pesanggaran. Gempa bumi pada malam hari itu sempat bikin panik warga.
”Meski hanya beberapa detik, goyangan gempanya sangat kuat. Warga sempat panik,” ujar Purnomo, warga Desa Curahjati, Kecamatan Purwoharjo.
Dari informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Baca Juga: Lokasi Relokasi Sepi Pembeli, Sebagian Pedagang Pasar Banyuwangi Gelar Dagangannya di Dekat Gedung Juang 45
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Banyuwangi dengan skala intensitas III– IV MMI. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diimbau menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Baca Juga: Jelang SGS 2024, Peralatan Tempur Amerika Diangkut Truk Dari Tanjung Wangi Banyuwangi Bergerak Menuju Asembagus Situbondo
Prakirawan BMKG Banyuwangi Agus Purbawa menyebutkan, gempa bumi tercatat di barat daya Jembrana pukul 21.14. Gempa bumi tersebut dengan magnitudo 4,9 SR dan pada kedalaman 52 kilometer. ”Gempa bumi tersebut memang terasa hingga Banyuwangi kota,” katanya.
Meski begitu, jelas Agus, gempa tektonik ini relatif sangat kecil. Kemungkinan hanya dirasakan oleh wilayah tertentu. ”Untuk wilayah barat daya Banyuwangi, seperti Kecamatan Bangorejo, Purwoharjo, Siliragung, termasuk juga Pesanggaran terasa sangat rendah,” paparnya.
Agus menyebut bahwa peta tingkat guncangan (Shakemap) masih belum bisa dipastikan. Sebab, belum ada laporan dari masyarakat setempat yang merasakan. ”Getaran kita masih menunggu informasi dari masyarakat sekitar, nanti baru kita bisa mengetahui MMI-nya,” jelasnya.
Dampak gempa bumi sendiri, jelas Agus, tidak sampai merusak bangunan. Meski berkekuatan 4,9 SR, tetapi yang dirasakan di Banyuwangi hanya seperti getaran saat dilewati truk saja.
Page 2
”Kemungkinan hanya getaran sedikit saja yang terasakan, tidak sampai mengguncang bangunan rumah warga atau pun sekitarnya,” ungkapnya.
Meski begitu, masih berpotensi terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil. ”Berpotensi gempa susulan, namun magnitudonya lebih kecil dari gempa utama,” terang Agus.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi telah mempersiapkan antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi tsunami.
BPBD telah menyiapkan sirene peringatan dini yang hampir setiap bulannya telah diuji coba. ”Ada beberapa sirene yang sudah dipasang dan selalu diuji coba setiap bulannya. Di antaranya di Kecamatan Muncar, Pesanggaran, Banyuwangi, dan Wongsorejo,” ujar Kalaksa BPBD Banyuwangi Danang Hartanto.
Pihaknya juga telah melakukan antisipasi dengan pemasangan rambu kebencanaan. Bahkan, melakukan susur pantai untuk mengingatkan masyarakat agar selalu waspada.
”Kami secara berkala melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat ikut waspada terhadap bencana apa pun di Banyuwangi,” tandas Danang. (rio/aif/c1)
Page 3
Radarbanyuwangi.id – Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 4,9 SR mengguncang Jembara, Bali, Rabu malam (14/8) pukul 21.14. Lokasi titik gempa berada pada 9,6 lintang selatan (LS) dan 114,02 bujur timur (BT). Pusat gempa berada di laut 156 kilometer sebelah barat daya Jembrana.
Beberapa wilayah merasakan adanya gempa, termasuk wilayah Banyuwangi. Getaran paling terasa di wilayah Banyuwangi selatan seperti Purwoharjo dan Pesanggaran. Gempa bumi pada malam hari itu sempat bikin panik warga.
”Meski hanya beberapa detik, goyangan gempanya sangat kuat. Warga sempat panik,” ujar Purnomo, warga Desa Curahjati, Kecamatan Purwoharjo.
Dari informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Baca Juga: Lokasi Relokasi Sepi Pembeli, Sebagian Pedagang Pasar Banyuwangi Gelar Dagangannya di Dekat Gedung Juang 45
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Banyuwangi dengan skala intensitas III– IV MMI. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diimbau menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Baca Juga: Jelang SGS 2024, Peralatan Tempur Amerika Diangkut Truk Dari Tanjung Wangi Banyuwangi Bergerak Menuju Asembagus Situbondo
Prakirawan BMKG Banyuwangi Agus Purbawa menyebutkan, gempa bumi tercatat di barat daya Jembrana pukul 21.14. Gempa bumi tersebut dengan magnitudo 4,9 SR dan pada kedalaman 52 kilometer. ”Gempa bumi tersebut memang terasa hingga Banyuwangi kota,” katanya.
Meski begitu, jelas Agus, gempa tektonik ini relatif sangat kecil. Kemungkinan hanya dirasakan oleh wilayah tertentu. ”Untuk wilayah barat daya Banyuwangi, seperti Kecamatan Bangorejo, Purwoharjo, Siliragung, termasuk juga Pesanggaran terasa sangat rendah,” paparnya.
Agus menyebut bahwa peta tingkat guncangan (Shakemap) masih belum bisa dipastikan. Sebab, belum ada laporan dari masyarakat setempat yang merasakan. ”Getaran kita masih menunggu informasi dari masyarakat sekitar, nanti baru kita bisa mengetahui MMI-nya,” jelasnya.
Dampak gempa bumi sendiri, jelas Agus, tidak sampai merusak bangunan. Meski berkekuatan 4,9 SR, tetapi yang dirasakan di Banyuwangi hanya seperti getaran saat dilewati truk saja.







