Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Hampir Semua Tarif Pakai Banderol Dollar

PACU ADRENALIN: Turis meluncur dengan papan surfing di Pantai Plengkung, Kecamatan Tegaldlimo.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
PACU ADRENALIN: Turis meluncur dengan papan surfing di Pantai Plengkung, Kecamatan Tegaldlimo.

Lokasi Pantai Plengkung memang terpencil dikelilingi belantara hutan di Taman Nasional Alas Purwo, Indonesia. Tetapi jangan dikira kita akan leluasa di sana dengan berbekal rupiah. Karena transaksi di lokasi itu ternyata lebih banyak menggunakan mata uang dollar Amerika. ADA empat camp yang menjadi tempat penginapan para turis asing ketika berlibur di pantai yang populer dengan sebutan G-Land tersebut.

Semua camp itu menghadap ke bibir pantai. Empat camp yang biasa digunakan menginap para turis tersebut, yaitu Bobby’s Surf Camp, milik warga Bali bernama Nyoman Radiasa; Joyo’s Surf Camp milik Joyo Sunoto, warga Surabaya; Raymond Camp milik dari Yayasan Sarana Wana Jaya; dan satu lagi yang masih dalam tahap pembangunan bernama E-Cologne Ketiga camp tersebut sudah beroperasi sejak tahun 1980-an.

Masing-masing camp menyediakan fasilitas makan dan tempat tidur. Setiap camp umumnya memiliki 16 kamar hingga 60 bed. Selain itu, ada juga fasilitas restoran yang dikelilingi oleh tempat menginap. Tempat makan tersebut dilengkapi dengan layar monitor, biasanya disajikan untuk menampilkan jepretan foto para turis saat berselancar pada pagi dan sore hari.

Sehingga sambil dinner, mereka juga nonton foto mereka sendiri beraksi melawan ganasnya ombak di layar proyektor. Di areal lokasi masing-masing camp tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas ruangan untuk berolahraga. Ada sarana tenis meja dan biliar. Jarak antara satu camp dengan camp yang lain juga tidak begitu jauh. Kira-kira jaraknya sekitar 500 meter. Semuanya berada di tepi pantai dan tepi hutan Taman Nasional Alas Purwo.

Sehingga menginap di beberapa camp tersebut sungguh menyenangkan, karena bisa merasakan dua suasana sekaligus. Yaitu hutan belantara yang sunyi, dan deburan ombak pantai yang terus bersahutan. Sungguh memberikan suasana yang berbeda. Untuk bisa menikmati semua fasilitas tersebut, setiap tamu dikenakan biaya 600 USD untuk menginap selama tiga hari. Ada juga yang membayar 860 USD untuk menginap selama enam hari.

Selain itu, ada yang membayar 1.250 USD selama sembilan hari. “Semua transaksi dilakukan secara online,” kata Tutik PIW., pengelola Joyo’s Surf Camp. Sementara itu, turis asing biasanya berlibur ke Pantai Plengkung antara bulan Maret sampai November. Sebagian besar turis memang berangkat melalui travel di negara masing-masing. Sebagian lainnya ada yang berangkat dari negaranya menuju Pulau Bali terlebih dahulu.

Tanpa harus istirahat, mereka biasanya langsung naik speedboat yang di sediakan pemilik camp di Pantai Pleng kung. Waktu tempuh dari Denpasar menuju Plengkung melalui jalur laut ini rata-rata dua jam. Namun, ada juga turis yang sebelum datang ke Pantai Plengkung, memilih singgah dulu ke Bali. “Setelah itu baru ke Pantai Plengkung. Jadi tergantung paket travel yang mereka pesan sejak dari negaranya.

Namun rata-rata mereka memilih langsung ke G-Land ini tanpa menginap di Bali,” tutur Tutik PIW. Jumlah turis yang datang ke Pantai Plengkung kadang mencapai ratusan. Me reka yang berangkat melalui jalur laut itu mengundang perhatian Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Orang nomor satu di Pemkab Banyuwangi itu berharap, ratusan turis yang berlibur ke Pantai Plengkung tersebut bisa ‘ditangkap’ secara baik oleh pemkab.

Salah satu caranya adalah memperbaiki jalur darat menuju Pantai Plengkung. Dengan harapan para turis mancanegara tersebut ketika berangkat menuju G-Land bisa naik pesawat dan turun di Bandara Blimbingsari. “Dengan demikian akan membantu promosi Banyuwangi ke kancah internasional,” tuturnya.

Untuk kepentingan ini, bupati dan jajarannya bukan hanya berkunjung dan menginap langsung ke Pantai Plengkung. Namun juga menggelar pertemuan dengan para pengelola camp serta Kepala Taman Nasional Alas Purwo, Rudiyanto.

Bukan hanya itu, dalam waktu dekat bupati juga akan mengundang para owner beberapa camp tersebut ke Kantor Pemkab Banyuwangi, guna menindaklanjuti bentuk kerja sama yang bisa dilakukan para pihak demi pengembangan wisata G-Land. “Dengan demikian, potensi Pantai Plengkung kita harapkan bisa memberi manfaat yang lebih besar buat Banyuwangi,” harap Anas. (radar)