radarbanyuwangi.jawapos.com– Ratusan warga tumpah ruah di jalanbsepanjang 3 kilometer, mulai dari Desa Kesilir dan Siliragung, Banyuwangi.
Mereka duduk bersilla di jalan sebagai bentuk ucapan rasa syukur dengan memberi sedekah berupa takir (nasi dibungkus daun pisang) menjelang HUT ke-80: Kemerdekaan Republik Indonesia.
Sebelum makan bersama, takir atau nasi dibungkus daun pisang secara sukarela dari masing-masing warga diletakkan ke tengah ruas jalan raya berjejer sepanjang tiga kilometer.
Selamatan desa tersebut diawali dengan doa bersama.Usai doa, warga bersama-sama menyantap makanan di tengah ruas jalan raya tersebut.
Kepala Desa Kesilir, Mujiono mengatakan, kemeriahan menyambut HUT ke-80 RI disambut hangat segenap lapisan masyarakat Desa Kesilir.
Ia berterima kepada seluruh warga yang telah dengan sukarela memberikan sedekah takir untuk disantap bersama-sama.
“Baritan tasyakuran ini sebagai bentuk cinta dan rasa syukur kita kepada pendahulu yang telah berjuang hingga kami dapat merasakannya hingga kini, dan ini setiap tahun dilakukan, juga sudah menjadi tradisi masyarakat,” kata Mujiono, Sabtu (16/082025).

(PENDIM 0825 BANYUWANGI UNTUK RABA )
Sementara itu, Komandan Satgas TMMD 125 yang juga Dandim 0825/ Banyuwangi, Letkol Arh. Joko Sukoyo saat menghadiri kegiatan tersebut turut mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh warga Siliragung, yang hingga kini masih bergotong royong bersama tim TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 125.“Kami hadir melalui TMMD selama 30 hari di kesamatan Siliragung. Membangun jembatan, irigasi, MCK, sumur bor dan membangun Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Terima kasih kepada seluruh warga yang terus setia menemani dan membantu kami untuk menyukseskan TMMD,” kata Dandim Letkol Joko Sukoyo.
Dandim meminta maaf, apabila ada anggota atau prajurit TNI yang telah menyinggung atau melakukan kesalahan disaat kegiatan TMMD berlangsung.
“Sampaikan ke kami jika memang ada salah atau ada yang kurang dalam hal pembangunan fisik di TMMD maupun pembangunan non fisik,” ujarnya.
Baritan tasyakuran dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia sebagai bentuk rasa kebersamaan dan nasionalisme.
“Tasyakuran ini merupakan salah satu tradisi budaya masyarakat setempat yang dilakukan setiap tahunnya untuk merayakan kemerdekaan,” tandasnya (aif)