Jakarta –
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah merampungkan audit terhadap rencana impor kereta rel listrik (KRL) bekas Jepang yang diajukan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). Dengan rampungnya hasil audit ini, keputusan menyangkut izin impor KRL bekas ini pun kian dekat.
Menanggapi hal ini, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya belum menerima hasil audit dan rekomendasi dari BPKP tersebut. Oleh karena itu, saat ditanya apakah rencana impor tersebut akan dibatalkan, Tiko menyebut pihaknya belum memutuskannya.
“Belum tahu (dibatalkan), kita belum tahu. Karena saya belum lihat reportnya, tapi kita melihat ini penting bahwa dua jalur ini harus berjalan,” kata Tiko, saat ditemui di Travoy Hub/Toll Corridor Development Taman Mini Pinang Ranti, Jakarta Timur, Rabu (5/4/2023).
Meski demikian, Tiko memahami bahwa percepatan impor ini dilakukan selaras dengan kebutuhan KCI dalam menunjang operasionalnya. Karena itulah, pihaknya berencana akan mendiskusikan hal ini dengan pihak BPKP.
“Nanti kita diskusikan dengan BPKP, karena memang ini kan suatu hal yang perlu kita pertimbangkan baik-baik ya. Terus kita memahami percepatan untuk impor karena ini ada kebutuhan. Tapi juga di sisi lain, kita juga lihat sisi kemampuan INKA terkait kualitas. Kita cari titik tengahnya,” ujarnya.
“Kita paham bahwa kebutuhannya besar kita akan rekomendasikan antara percepatan produksi Inka dan sementara diisi dengan impor. Tapi kita lihat dulu rekomendasi BPKP apa yang mesti kita penuhi dulu,” sambungnya.
Saat ditanya menyangkut target dari keputusan impor ini, Tiko menyebut pihaknya belum dapat memastikannya. Padahal, diketahui pada tahun ini sebanyak 10 rangkaian KRL sudah tidak layak untuk dioperasikan. Sehingga, KCI membutuhkan KRL tambahan dalam waktu singkat.
“Kita lagi menunggu temuan dari BPKP apa yang mesti kita kawal, apa dari sisi maintenance, sparepart, nanti kita lihat dokumennya,” kata Tiko.
Di sisi lain, untuk progres dari kereta yang telah dipesan KCI kepada Inka untuk keperluan di 2025 mendatang, saat ini telah mencapai tahap finalisasi desain. Tiko menyebut, desainnya pun sudah disesuaikan dengan spek buatan Jepang.
“Kita lagi sudah memfinalkan desain untuk di KCI yang nanti dibuat oleh INKA ya. Kemarin kita di Banyuwangi sudah resmikan proses produksinya dan kita sudah detailkan desainya yang sesuai spek yang sama dengan spek Jepang. Kita mungkin akan mulai produksi dan selesai tahun 2025,” pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, wacana impor ini dikeluarkan dikarenakan 10 rangkaian KRL pada tahun ini sudah tidak layak untuk dioperasikan sehingga harus pensiun. Sementara itu pada 2024 ada 19 rangkaian lagi yang harus pensiun.
Oleh sebab itu kereta bekas dari Jepang diperlukan sebagai solusi sementara. Namun rencana impor itu masih terganjal karena pemerintah mendorong diambil dari industri dalam negeri.
Pemerintah pun sudah menunjuk BPKP sebagai auditor impor KRL bekas Jepang. Proses tersebut pun ditargetkan berjalan selama 10 hari. Dari hasil tersebut, pemerintah akan memutuskan apakah rencana impor tersebut jadi dilaksanakan atau tidak.
Adapun hasil audit tersebut telah rampung beberapa waktu lalu. Kini, hasil audit tersebut pun juga telah diserahkan ke Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Lihat juga Video ‘Panas! Andre Rosiade Emosi Rapat Bareng KCI-INKA Bahas Impor KRL’:
(zlf/zlf)