Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Hujan Deras Masuk Level Waspada, Petugas Dam Singir Blambangan Muncar Siaga 24 Jam

hujan-deras-masuk-level-waspada,-petugas-dam-singir-blambangan-muncar-siaga-24-jam
Hujan Deras Masuk Level Waspada, Petugas Dam Singir Blambangan Muncar Siaga 24 Jam

RadarBanyuwangi.id – Hujan deras yang terus mengguyur di sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuwangi selatan dalam dua pekan terakhir, membuat petugas penjaga pintu air (PPA) di Dam Singir Blambangan, Dusun Mangunrejo, Desa Blambangan, Kecamatan Muncar memaksa untuk siaga.

Itu dilakukan agar debit air bias terpantau. Curah hujan yang tinggi, membuat debit air meningkat sangat cepat. PPA Dam Singir Blambangan dan Koorsda Srono harus stanby 24 jam. “Dua pekan ini sering turun hujan deras, kata PPA Dam Singir Blambangan, Samuji, 50.

Menurut Samuji, pada awal Desember 2024 ini hujan deras mengguyur di berbagai wilayah, mulai dari Kecamatan Genteng, Cluring, Srono, dan Kecamatan Muncar. Malahan, hujan turun nonstop.

Baca Juga: Dam Singir Blambangan di Desa Blambangan, Dibangun Zaman Belanda, Mengaliri Sawah 1.523 Hektare

“Kami terus berkomunikasi dengan yang di atas (petugas pengairan di hulu) supaya tetap bisa mengontrol debit air yang masuk ke Dam Singir,” ujarnya.

Jika volume air di pintu Dam Singir penuh, terang dia, maka akan menyentuh garis merah dengan total kedalaman air sekitar 10 meter, dan itu masuk level bahaya.

Bila debit air yang ditampung sekitar 190.000 liter per detik, maka gerbang pintu air yang mengarah langsung ke laut itu akan dibuka.

“Ada tiga jenis warna, kuning artinya aman, hijau artinya waspada, merah berarti bahaya, kalau merah ukuran tinggi air ke purmakaan tanah sekira 150 centimeter hingga 200 centimeter,” jelas Samuji.

Baca Juga: Rezeki Musim Hujan, Pintu Dam Singir Dibuka Warga Muncar Langsung Berburu Ikan

Pada garis hijau yang berarti waspada, lanjut dia, ukuran tinggi air ke permukaan tanah sekitar 100 centimeter, maka debit airnya sekitar 68.000 liter per detik. Jika dibawah 100 centimeter, memasui warna kuning dan kategori aman.

“Supaya aman, kalau sudah hampir naik 100 centimeter, gerbang utara yang langsung ke laut itu saya buka, dan pada gerbang arah timur saya tutup,” cetusnya.

Hujan yang turun beberapa hari ini hingga 24 jam tanpa henti, masih kata dia, ketinggian air di Dam Singir Blambangan hampir naik ke garis hijau atau masuk level waspada. “Kita harus siaga, untuk mengantisipasi,” katanya.

Selain harus siaga 24 jam, Samuji menjelaskan di sekitar kantor Koorsda wilayah Srono juga dipasang alat sirine bahaya.

Baca Juga: Dam Singir Muncar Dikeringkan, Ratusan Warga Banyuwangi Berebut Ikan Mabuk


Page 2

Tujuannya mengingatkan petugas dan masyarkat sekitar jika volume air sudah melebihi garis hijau. “Pada malam hari selalu kita on-kan, untuk antisipasi dan memudahkan petugas dalam memantau saat gelap,” ungkapnya.

Dam Singir Blambangan, lanjut dia, menampung air dari tujuh sungai di Banyuwangi selatan. Sebagian dari Sungai Setail, Sraten, Genteng, Cluring, Pekulo, dan Srono. “Jalur sungai di Kecamatan Glenmore juga termasuk,” katanya.

PPA Dam Singir Blambangan, jelas dia, mempunyai peran yang besar dalam mengatur debit air untuk dialirkan ke beberapa sungai kecil yang bermuara di laut Muncar.

“Jika terlambat dibuka, menyebabkan banjir di beberapa desa di Kecamatan Muncar,” ungkapnya sambil memantau debit air yang masuk di Dam Singir Blambangan.(cw2/abi)

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Hujan deras yang terus mengguyur di sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuwangi selatan dalam dua pekan terakhir, membuat petugas penjaga pintu air (PPA) di Dam Singir Blambangan, Dusun Mangunrejo, Desa Blambangan, Kecamatan Muncar memaksa untuk siaga.

Itu dilakukan agar debit air bias terpantau. Curah hujan yang tinggi, membuat debit air meningkat sangat cepat. PPA Dam Singir Blambangan dan Koorsda Srono harus stanby 24 jam. “Dua pekan ini sering turun hujan deras, kata PPA Dam Singir Blambangan, Samuji, 50.

Menurut Samuji, pada awal Desember 2024 ini hujan deras mengguyur di berbagai wilayah, mulai dari Kecamatan Genteng, Cluring, Srono, dan Kecamatan Muncar. Malahan, hujan turun nonstop.

Baca Juga: Dam Singir Blambangan di Desa Blambangan, Dibangun Zaman Belanda, Mengaliri Sawah 1.523 Hektare

“Kami terus berkomunikasi dengan yang di atas (petugas pengairan di hulu) supaya tetap bisa mengontrol debit air yang masuk ke Dam Singir,” ujarnya.

Jika volume air di pintu Dam Singir penuh, terang dia, maka akan menyentuh garis merah dengan total kedalaman air sekitar 10 meter, dan itu masuk level bahaya.

Bila debit air yang ditampung sekitar 190.000 liter per detik, maka gerbang pintu air yang mengarah langsung ke laut itu akan dibuka.

“Ada tiga jenis warna, kuning artinya aman, hijau artinya waspada, merah berarti bahaya, kalau merah ukuran tinggi air ke purmakaan tanah sekira 150 centimeter hingga 200 centimeter,” jelas Samuji.

Baca Juga: Rezeki Musim Hujan, Pintu Dam Singir Dibuka Warga Muncar Langsung Berburu Ikan

Pada garis hijau yang berarti waspada, lanjut dia, ukuran tinggi air ke permukaan tanah sekitar 100 centimeter, maka debit airnya sekitar 68.000 liter per detik. Jika dibawah 100 centimeter, memasui warna kuning dan kategori aman.

“Supaya aman, kalau sudah hampir naik 100 centimeter, gerbang utara yang langsung ke laut itu saya buka, dan pada gerbang arah timur saya tutup,” cetusnya.

Hujan yang turun beberapa hari ini hingga 24 jam tanpa henti, masih kata dia, ketinggian air di Dam Singir Blambangan hampir naik ke garis hijau atau masuk level waspada. “Kita harus siaga, untuk mengantisipasi,” katanya.

Selain harus siaga 24 jam, Samuji menjelaskan di sekitar kantor Koorsda wilayah Srono juga dipasang alat sirine bahaya.

Baca Juga: Dam Singir Muncar Dikeringkan, Ratusan Warga Banyuwangi Berebut Ikan Mabuk