Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Ini Perbedaan Penyakit DBD dan Chikungunya; Penyebaran di 2 Kecamatan di Banyuwangi Mulai Mereda – Radar Banyuwangi

ini-perbedaan-penyakit-dbd-dan-chikungunya;-penyebaran-di-2-kecamatan-di-banyuwangi-mulai-mereda-–-radar-banyuwangi
Ini Perbedaan Penyakit DBD dan Chikungunya; Penyebaran di 2 Kecamatan di Banyuwangi Mulai Mereda – Radar Banyuwangi

RadarBanyuwangi.id – Maraknya penyebaran virus chikungunya di Kecamatan Srono, Banyuwangi, Jawa Timur, terus diantisipasi.

Apalagi, di daerah ini ada 27 orang yang terkena penyakit tersebut dengan rincian 17 orang di Desa Kebaman dan 10 kasus di Dusun Sukonatar, Desa Sukonatar.

Dari hasil penyuluhan Puskesmas Kebaman, masyarakat yang terkena penyakit chikungunya pada Kamis (13/2), kondisinya sudah membaik. Itu menunjukkan penyebaran penyakit di Kecamatan Srono sudah mereda.

Baca Juga: Prodi Kesehatan Masyarakat FIKKIA Universitas Airlangga: Dosen dan Mahasiswa Bergerak Tangani Lonjakan Kasus DBD

“Setelah melakukan penyuluhan melalui program Posyandu, masyarakat yang terkena chikungunya sudah tidak merasa nyeri,” kata Plt Kepala Puskesmas Kebaman, Bambang.

Selain kondisi masyarakat sudah membaik, kata Bambang, hingga Jumat (14/2) laporan tambahan kasus chikungunya di Kecamatan Srono juga sudah tidak ada.

“Semoga, chikungunya di Kecamatan Srono memang sudah hilang,” harapnya.

Penyakit chikungunya disebabkan oleh virus yang dibawa nyamuk Aedes Aegypti.

Baca Juga: Dinas Kesehatan Tetapkan KLB Chikungunya. Puluhan Warga Terjangkit, Kecamatan Cluring Paling Tinggi

Nyamuk tersebut sama seperti pembawa Demam Berdarah Dengue (DBD), namun efeknya berbeda yang dirasakan oleh penderitanya.

“Jika DBD mematikan, kalau chikungunya hanya nyeri di persendian, hingga saat ini masih belum ditemukan kasus meningal karena cikungunya,” jelasnya.

Selain terserang chikungunya, di wilayah Kecamatan Srono ini juga ada lima warga yang positif terjangkit demam berdarah dengue (DBD).

Baca Juga: Penderita Chikungunya Bisa Lebih Banyak, Puskesmas Benculuk Sebut Sebagian Besar Warga Tidak Melapor

Yakni, satu orang di Dusun Blangkon, Desa Kebaman dan dua orang di Dusun Krajan, Desa Kebaman, serta dua orang Dusun Srono, Desa Kebaman. “Namun, semua orang yang terkena DBD kondisinya juga sudah sehat,” ujarnya.


Page 2


Page 3

RadarBanyuwangi.id – Maraknya penyebaran virus chikungunya di Kecamatan Srono, Banyuwangi, Jawa Timur, terus diantisipasi.

Apalagi, di daerah ini ada 27 orang yang terkena penyakit tersebut dengan rincian 17 orang di Desa Kebaman dan 10 kasus di Dusun Sukonatar, Desa Sukonatar.

Dari hasil penyuluhan Puskesmas Kebaman, masyarakat yang terkena penyakit chikungunya pada Kamis (13/2), kondisinya sudah membaik. Itu menunjukkan penyebaran penyakit di Kecamatan Srono sudah mereda.

Baca Juga: Prodi Kesehatan Masyarakat FIKKIA Universitas Airlangga: Dosen dan Mahasiswa Bergerak Tangani Lonjakan Kasus DBD

“Setelah melakukan penyuluhan melalui program Posyandu, masyarakat yang terkena chikungunya sudah tidak merasa nyeri,” kata Plt Kepala Puskesmas Kebaman, Bambang.

Selain kondisi masyarakat sudah membaik, kata Bambang, hingga Jumat (14/2) laporan tambahan kasus chikungunya di Kecamatan Srono juga sudah tidak ada.

“Semoga, chikungunya di Kecamatan Srono memang sudah hilang,” harapnya.

Penyakit chikungunya disebabkan oleh virus yang dibawa nyamuk Aedes Aegypti.

Baca Juga: Dinas Kesehatan Tetapkan KLB Chikungunya. Puluhan Warga Terjangkit, Kecamatan Cluring Paling Tinggi

Nyamuk tersebut sama seperti pembawa Demam Berdarah Dengue (DBD), namun efeknya berbeda yang dirasakan oleh penderitanya.

“Jika DBD mematikan, kalau chikungunya hanya nyeri di persendian, hingga saat ini masih belum ditemukan kasus meningal karena cikungunya,” jelasnya.

Selain terserang chikungunya, di wilayah Kecamatan Srono ini juga ada lima warga yang positif terjangkit demam berdarah dengue (DBD).

Baca Juga: Penderita Chikungunya Bisa Lebih Banyak, Puskesmas Benculuk Sebut Sebagian Besar Warga Tidak Melapor

Yakni, satu orang di Dusun Blangkon, Desa Kebaman dan dua orang di Dusun Krajan, Desa Kebaman, serta dua orang Dusun Srono, Desa Kebaman. “Namun, semua orang yang terkena DBD kondisinya juga sudah sehat,” ujarnya.